-Sulit rasanya melihat lo mencintainya,sedangkan gue masih bertahan mencintai lo dalam rahasia-
~Rein~
AUTHOR KECE POV
Hari minggu,adalah hari yang sangat ditunggu oleh sebagian orang,terutama anak sekolah. Tak terkecuali Dimas. Hari ini dia akan mengajak Tania jalan-jalan. Dia sangat senang.
Tapi dia juga begitu sedih,bahkan sangat sedih ketika 'Rein' sosok sahabatnya,orang yang selalu mengganggunya,orang yang selalu ada untuknya,kini karna ucapan Dimas,semua hal yang pernah dilakukannya bersama Rein menjadi bayang-bayang saja.
Dimas merasa sangat bersalah kepada Rein,tapi menurutnya,Dimas patut memarahi Rein karna sifatnya itu.
"Ah urusan minta maaf sama Rein nanti aja dah,yang penting gue jalan-jalan dulu sama pujangga hati guee.." Dimas langsung menjalankan mobilnya menuju rumah Tania.
Disamping itu,Rein berdiri diatas balkon kamarnya,sambil memegang Hp,berharap Dimas akan menghubunginya dan memina maaf kepadanya atas kejadian semalam.
"Kenapa lo gak pernah bisa ngerti gue Dim..."
Kembali. Rein meneteskan bulir-bulir air bening dari matanya. Lalu dengan sigap ia menghapus air itu ketika ia mendengar ada yang mengetok pintu kamarnya.
Tok...tok...tok..
"Buset.. gue kaget woy."
Tak ada jawaban. Yang ada hanya keheningan. Rein berpikir mungkin itu si Zayn atau Umi yang sedang mengantarkannya makanan untuknya."Masuk aja kaliii Zayn, kayak orang asing aja lo." Hening.... hanya ada suara jangkrik yang menemani.
"Bukan Zayn ya? Jadi siapa? Umi? Oh iya mi masuk aja,pintunya gak Rein kunci." Sekali lagi. Tak ada sedikit pun suara yang terdengar.
Awalnya Rein hanya menganggap itu biasa saja. Tapi tiba-tiba Rein menjadi takut. Dihampirinya pintu kamar dengan berjalan secara mengendap-endap. Dia mendengar suara yang tak biasa. Suara itu terasa aneh didengar ditelinganya.
Lalu dengan sangat perlahan,dibukanya pintu itu dengan hati-hati. Dan dilihatnya keluar kamar,tidak ada satu pun orang disana. Semuanya sepi. Dia baru ingat,bahwa Umi dan Abinya sudah pergi bekerja. Rein tinggal bersama Zayn dan pembantu rumah tangga yang mungkin sedang memasak didapur.
"Zayn. Lo gak usah ngerjain gue deh. Lo mau gue jadiin bakso,hah?" Rein mulai geram dengan keadaan ini.
Drtttt...Drtttttttt
Rein tersentak kaget saat mengetahui Hp nya bergetar,lalu dilihatnya Hp tersebut sambil membalikkan badan.
"Nomor baru?siapa ni?"
Lalu Rein mengabaikan hal tersebut. Dia semakin sangat takut. Tiba-tibaaa.....
Dia merasa ada yang memegang kedua bahunya. Dia tersentak kaget.
"Plis hantu jangan ganggu gue. Plisss gue gak sukak sama lo,gue sukanya sama Dimas. Dan gue gak berharap lo dateng,tapi gue berharapnya Dimas yang dateng. Pliss jangan ganggu gue hantu..."
Zayn.
Orang yang sedang menakuti Rein kaget ketika mendengar semua ucapan Rein.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like Rain
Fiksi Remaja"Lo tau gak, dulu gue itu benci banget sama hujan." Kekeh Rein sambil memainkan jari dipahanya. Pemuda yang disamping Rein tadinya hanya diam tak berkutik kini dia pun menoleh ke sumber suara. "Karna hujan itu selalu menghalangi aktivitas gue, tidak...