Sementara itu perjalanan 2 prajurit Panjalu yang diutus oleh Senopati Arya Pulung dari Tumapel menuju Kotaraja Dahanapura sama sekali tidak menemui hambatan.
Setelah berhari hari mereka menggebah kudanya dan hanya beristirahat saat kudanya kelelahan dan perut mereka keroncongan, maka akhirnya mereka tiba di Dahanapura.
Karena mereka tiba di Dahanapura sudah sore, maka mereka memutuskan untuk menghadap kepada Senopati keesokan harinya, dan malam itu mereka putuskan untuk pulang menengok keluarga mereka di rumah masing masing.
"Baiklah Kebo Dungkul, kita berpisah di sini, besok pagi aku akan mampir ke rumahmu lalu kita menemui Senopati Gubar Baleman bersama sama" ujar Jaran Jrabang
"Baiklah Jaran Jrabang, aku duluan, perutku juga sudah berteriak minta diisi ini, ha ha ha" ujar Kebo Dungkul
"Dasar kamu, perut saja yang kamu pikirkan, ha ha" kata Jaran Jrabang
Demikianlah, kedua prajurit itu berpisah setelah memasuki gerbang kota untuk menuju rumah masing masing yang berada di daerah pinggiran kotaraja.
Keesokan harinya, sebagaimana telah disepakati maka Jaran Jrabang yang lebih muda menjemput Kebo Dungkul untuk bersama sama menghadap Senopati Gubar Baleman menyampaikan surat dari Senopati Arya Pulung perihal keadaan Kotaraja Tumapel pasca jatuhnya Jenggala dalam perang melawan Panjalu.
Dengan memakai seragam keprajuritan maka Kebo Dungkul dan Jaran Jrabang kemudian menuju ke bangsal keprajuritan yang berada di sisi kanan alun alun di depan istana raja di pusat kotaraja.
"kami hendak menghadap Gusti Senopati Gubar Baleman" ujar Kebo Dungkul kepada prajurit penjaga di gerbang bangsal keprajuritan.
"untuk apa kalian mau menghadap Gusti Senopati?" tanya prajurit penjaga
"Kami utusan Gusti Senopati Arya Pulung yang ditugaskan di Tumapel untuk menyampaikan surat kepada Gusti Senopati Gubar Baleman" jawab Kebo Dungkul
"Baiklah, kalian tunggu di pondok tunggu itu, biar kedatangan kalian dilaporkan kepada Gusti Senopati" jawab prajurit penjaga
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya mereka diminta untuk menghadap Senopati Gubar Baleman di Bangsal Senopati.
"Jadi kalian diutus Arya Pulung?" tanya Senopati Gubar Baleman
"Betul Gusti, kami berdua diutus untuk menyampaikan surat kepada Gusti Senopati"
"Baiklah, surat ini aku terima, 3 hari lagi kalian kemari untuk mengambil surat balasan dariku, jadi sambil menunggu kalian bisa berlibur, ketemu dengan keluarga kalian di rumah" kata Senopati Gubar Baleman
"Baik Gusti Senopati" jawab Kebo Dungkul dan Jaran Jrabang bersamaan
Kemudian, setelah berpamitan, kedua prajurit itu meninggalkan bangsal keprajuritan untuk kemudian sepakat untuk jalan jalan di seputar kotaraja Dahanapura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arok, Sang Pengguncang
Historical Fictioncerita fiksi tentang berdirinya kerajaan Tumapel (Singsasari), tentang kisah hidup Sri Rajasa sang Arok pendiri wangsa Rajasa, nenek moyang raja-raja mapapahit, dalam cerita yang berbeda dengan yang sudah dikenal selama ini. Sri rajasa dalam...