6. Melacak Sri Girindra

366 10 0
                                    


Sementara itu, di bekas kotaraja di Tumapel, senopati Arya Pulung yang mendapat tugas untuk mengambil alih kendali dengan segera melakukan tugasnya.

Sebagian prajuritnya disebar untuk mencari jejak Raja Jenggala yang tiba-tiba tak terlacak keberadaannya, dan yang lain mendapat tugas membangun pesanggrahan dan tempat tinggal di bekas puing-puing bangunan kraton yang tak tersisa karena aksi bumi hangus oleh prajurit Jenggala.

Dusun demi dusun didatangi oleh prajurit-prajurit Panjalu untuk mengetahui keberadaan Raja Jenggala yang menyingkir pasca kekalahan dalam perang besar antara Jenggala dan Panjalu.

Namun di setiap dusun yang didatangi oleh para prajurit tak sepatah kata pun mereka dapati informasi yang mengarah tentang keberadaan Raja Jenggala.

Bahkan meskipun para prajurit Panjalu melakukan kekerasan demi kekerasan untuk mendapatkan informasi, tetap saja tak sepotong informasi pun mereka dapatkan dari para penduduk desa di wilayah Jenggala.

Hal ini tentu bukan hal yang aneh sebenarnya, karena sebagai penduduk dusun yang tinggal jauh dari kotaraja, mereka memang belum pernah secara langsung melihat Raja Jenggala, yang mereka tau bahwa raja mereka adalah seorang yang gagah perkasa, sakti mandraguna, keturunan Maha Prabu Airlangga di Medang Kahuripan, hanya itu saja, tapi bagaimana wajah dan wujud sang raja, mereka sama sekali tidak tahu.

Hal yang sama juga dialami para prajurit Panjalu, hanya sebagian saja yang pernah disusupkan menjadi telik sandi di kotaraja Tumapel saja lah yang pernah melihat Raja Jenggala, sehingga tentu sangat sulit lah bagi mereka untuk dapat melacak keberadaan Sri Girindra.

"Kalau seperti ini, kita seperti mencari jarum di tumpukan jerami Kakang" ujar seorang prajurit muda kepada temannya

"Benar sekali, tapi bagaimana lagi, kita ini hanya menjalankan tugas, jadi sesulit apapun mau tidak mau tetap harus kita lakukan" jawab temannya

"Orang orang dusun yang jauh dari kotaraja, mereka itu, jangankan tau tentang rajanya, melihat kotaraja saja mungkin tidak pernah, lalu bagaimana mereka kita tanya tentang rajanya" ujar temannya yang lain lagi

"benar, dan kita sendiri, tak satupun yang pernah jadi telik sandi ke Tumapel, tak satu pun dari kita pernah melihat Sri Girindra" ujar yang lain

"Sudahlah, anggap saja kita ini melakukan patroli di dusun dusun, sambil mencermati apakah ada gejolak di wilayah wilayah setelah Jenggala ditaklukkan oleh Panjalu" kata pemimpin rombongan prajurit

"Baik Kakang, memang hanya itu yang bisa kita lakukan saat ini" ujar seorang prajurit

Demikianlah, kelompok kelompok prajurit Panjalu hanya bisa pasrah menghadapi kenyataan bahwa mereka sama sekali tidak mampu mengendus jejak Raja Jenggala.

Arok, Sang PengguncangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang