" Baiklah kakang Kebo Gantar, kita berbagi tugas, aku akan menemani junjungan kita, rahadyan Rajasa menuju gunung Sundara untuk mencari mPu Triguna, sementara dirimu mengirim kabar serta ide terkait membuat Daha pusing dengan menimbulkan kerusuhan dan keonaran di sana-sini" ujar Bango Samparan
"Siap Adhi Bango Samparan, kuucapkan selamat jalan semoga perjalanan untuk mencari mPu Triguna dilancarkan oleh Sang Hyang Widhi, untuk urusan ke Pawitra, akan segera aku urus" jawab Kebo Gantar.
Demikianlah keesokan harinya, Bango Samparan dan Rajasa meninggalkan rumah Kebo Gantar untuk meneruskan perjalanan menuju Gunung Argopuro dalam rangka untuk menemui mPu Triguna.
Sementara Kebo Gantar kemudian juga bergegas meninggalkan rumahnya untuk menyampaikan ide membuat Daha panas membara dengan menggunakan jejaring para bekas prajurit jenggala yang ada di berbagai sudut wilayah Jenggala.
Beberapa hari kemudian, pesan dari Rajasa dan Bango Samparan telah sampai di padepokan di Gunung Pawitra, dan menjadi bahan pembicaraan yang hangat dan mendalam oleh para bekas petinggi Jengala.
"Bagaimana menurutmu Kakang Jatmiko, Kakang Wiguna, ide dan gagasan yang disampaikan hasil pembicaraan Rajasa, Bango Samparan dan Kebo Gantar ini, kira-kira apakah bisa dilaksanakan dan mengurangi kekuatan Daha?" tanya Sri Girindra
"Daulat Gusti, gagasan ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sejak masa lalu, sehingga betul-betul harus dikaji dan dihitung secara cermat, kira-kira berapa lama yang dibutuhkan untuk membuat onar Daha hingga kekuatan kita sudah cukup besar untuk menggempur secara langsung Daha dan mengibarkan kembali panji-panji Jenggala di Bhumi Jawa" jawab mPu Jatmiko
"Betul Gusti, menurut hamba, gagasan ini sangat cemerlang, namun memang harus kita hitung betul berapa kekuatan yang dibutuhkan, serta berapa lama gagasan ini akan dilaksanakan, disamping itu Gusti, hamba punya ide lain untuk membuat Daha semakin lemah, yaitu kita pengaruhi para brahmana untuk berpihak pada kita, saya mendengar bahwa Kertajaya setelah mengalahkan jenggala menjadi semakin sombong dan congkak, ini membuat sebagian para brahmana menjadi tidak suka kepadanya, nah, situasi ini harus kita manfaatkan, kita tarik para brahmana itu ke pihak kita, yang pada gilirannya rakyat kebanyakan juga akan terpengaruh untuk berpihak pada kita" ujar mPu Wiguna.
Demikianlah, para bekas petinggi jenggala terlibat dalam rembugan dan pembahasan mengenai gagasan dari Rajasa untuk sedikit demi sedikit mengurangi kekuatan Daha, yang pada gilirannya nanti maka Jenggala akan menggempur Daha dan mengibarkan kembali panji-panji kebesaran Jenggala di tanah Jawadwipa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arok, Sang Pengguncang
Ficción históricacerita fiksi tentang berdirinya kerajaan Tumapel (Singsasari), tentang kisah hidup Sri Rajasa sang Arok pendiri wangsa Rajasa, nenek moyang raja-raja mapapahit, dalam cerita yang berbeda dengan yang sudah dikenal selama ini. Sri rajasa dalam...