21. bagian dua puluh satu

136 5 0
                                    


Pada bagian lain, Bango Samparan bersama dengan Rajasa meneruskan perjalan mereka menuju ke Gunung Sundara untuk menghadap kepada mPu Triguna. 

Dalam perjalanan yang panjang menuju ke Bhumi Mataram itu, Bango Samparan juga banyak bercerita tentang sejarah panjang kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya di Tanah Jawadwipa.

"jadi leluhur wangsa yang berkuasa di Jenggala dan Panjalu adalah dari Kalingga dan Sundapura, yaitu Mahaprabu Sanjaya" ujar Bango Samparan.

"Beliau adalah anak dari Pangeran Sanna dan Putri Sanaha, Pangeran Sanna adalah seorang pangeran dari Sundapura di tlatah Pasundan, sementara Putri Sanaha adalah putri dari Maharani Sima di Kalingga" lanjut Bango Samparan.

Demikianlah, Bango Samparan kemudian menceritakan tentang asal usul dari kerajaan Medang, yang merupakan leluhur dari dua kerajaan Jenggala dan Panjalu.

Kerajaan Medang, awalnya didirikan di Bhumi Mataram, dengan ibukota pertama di Poh Pitu, kemudian pindah ke Mamrati, lalu berpindah lagi di Mataram, terus geser lagi ke Wwatan, lalu terakhir di Wwatan Mas, yang berakhir dengan peristiwa maha pralaya, yang membumihanguskan kota Wwatan Mas pada masa pemerintahan Sri Raja Dharmawangsa, saat pernikahan Pangeran Airlangga karena serbuan dari Raja Wurawari dari Lwaram yang dibantu oleh Kerajaan Sriwijaya.

Demikian, kemudian Pangeran Airlangga melarikan diri sampai di Wanagiri di dekat Gunung Mahendra bersama Senopati Narotama, yang kemudian menggalang kekuatan hingga akhirnya bisa membalas dan kemudian menhancurkan kerajaan Lwaram dan para sekutunya, kemudian mendirikan kembali kerajaan Medang, yang beribukota di Kahuripan.

Namun, kejayaan kerajaan Medang harus berakhir bukan karena serbuan dari musuh, namun karena perebutan kekuasaan antara dua pangeran medang sendiri, sehingga akhirnya Mahaprabu Airlangga terpaksa membagi dua kerajaan, sehingga berdirilah kerajaan Panjalu dan kerajaan Jenggala.

Arok, Sang PengguncangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang