22 bagian dua puluh dua

141 4 0
                                    


Setelah setengah hari mereka berkuda, tak terasa mereka sampai di sebuah pasar yang cukup ramai dengan para pedagang dan pengunjung pasar yang tertarik dengan berbagai dagangan yang dijajakan para pedagang. 

Rajasa dan Bango Samparan kemudian memutuskan untuk beristirahat sambil mengisi perut yang mulai keroncongan. Dengan segera, mereka berdua menuju sebuah warung yang menjajakan makanan.

"Mari Den, silahkan duduk, mau makan apa?" ujar pelayan warung dengan ramah menyapa Rajasa dan Bango Samparan yang baru saja memasuki warung.

"paman, kami minta rawon dua mangkok, lalu minumnya dawet, sama penganan wajik empat potong" kata Rajasa kepada pelayan.

Kemudian mereka berdua mengambil tempat duduk di sebelah pinggir yang dekat dengan jendela sehingga angin semilir bisa mereka nikmati sambil menunggu pesanan yang sedang disiapkan.

Warung yang mereka masuki termasuk lumayan ramai didatangi oleh pembeli, hampir semua tempat duduk terisi oleh orang-orang yang sedang menikmati hidangan maupun yang sedang menantikan pesanannya.

Para pengunjung warung juga terlihat saling berbincang tentang berbagai hal di sela sela menikmati makanan dan minumannya, mulai dari berbincang soal hasil tani, tentang situasi keamanan wilayah maupun soal dagangan yang mereka jual atau beli di pasar.

Tak lama kemudian, pesanan Rajasa dan Bango Samparan datang, dua mangkok nasi rawon dan dawet serta empat potong wajik ketan.

"Mari Den, silahkan dinikmati" ujar pelayan setelah menyajikan pesanan Rajasa

"Terima kasih Paman" ujar Rajasa kepada pelayan warung

Setelah beberapa saat, mamgkok berisi nasi rawon pun tandas karena isinya sudah berpindah ke dalam perut Rajasa dan Bango Samparan.

"Ah, enak sekali rawonnya, pedasnya mantap" ujar Bango Samparan

Rajasa hanya tersenyum mendengar Bango Samparan memuji nasi rawon pesanan mereka.

Arok, Sang PengguncangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang