Tanpa fikir panjang, Aku yang sedari pagi sudah mempersiapkan berkas lamaran kerja, segera bergegas menuju kekediaman Ana. Dia saudara sepupu dari Bapakku.
Rumah kami tidaklah terlalu jauh, hanya jalan gang menjadi pembatas jarak antara rumah kami berdua. Kulihat Ana tengah menyapu, seperti biasa rutinitas pagi. kami sebagai anak, terutama perempuan sudah pasti memiliki kewajiban untuk membantu orang tua, terutama dalam hal pekerjaan rumah.
"Na..."
Panggilku dari jarak 10 meter, spontan Dia menengok, sekilas senyum tersungging dibibirnya.
"Lagi beres-beres?" Tanyaku basa-basi yang hanya dijawab anggukan olehnya. Tanpa berlama-lama Akupun mengutarakan niat kedatanganku serta menanyakan perihal persyaratan yang perlu disiapkan.
Alhamdulillah semua berkas yang Ana sebutkan tadi satu persatu sudah Aku miliki, diantaranya.
Surat Lamaran Kerja, fotocopy ijazah terakhir, foto copy ktp, serta beberapa lembar foto diri. Tak lupa skck dan surat berkelakuan baik juga diperlukan.
"Yups."
"Berkasku sudah lengkap, kalau kamu gimana Na?" Tanyaku tentang persiapannya.
"Punyaku juga udah lengkap kok Yuk."
"Ya udah kapan kita berangkat? Mumpung hari ini Aku nggak sibuk nih Na".
"Tapi Yuk, daerah sana kan jauh, sebelum kita berangkat kita harus cari kosan dulu, karena nggak mungkin kita menginap ditempatnya Mas Hendra, secara lokasi yang jauh dari pabrik dan kendaraan yang susah pasti akan menghambat kita nantinya."
"Emmz..." Sejenak Aku berfikir, dalam benak benar juga sih tapi cari kosan yang hanya akan ditempat 3 hari apakah ada ya??
"Ya udah, Kamu coba telf Mas Hendra aja Na, minta saran bagusnya gimana?"
"Ok deh." Jawab Ana singkat.
-------
Hari yang ditunggu-tunggupun datang.
Beberapa pakaian serta uang sudah terpacking dengan rapih dalam tas lusuhku, maklum keluarga kami bukanlah keluarga yang mampu jadi mengandalkan tas butut inilah andalanku.
"Ana mana Rat?" Tanya Mamak karena belum melihat batang hidungnya sama sekali, padahal waktu sudah menunjukan pukul 09.00 wib.
"Coba Kamu susul Ana, biar nggak kesiangan" Perintah Mamak yang langsung Aku jalankan, mengingat tukang ojek sudah menunggu didepan rumah sedari tadi. Memang sih tukang ojek itu tetangga kami tapi kalau kelamaan juga kita nggak enak. Tak berapa lama, Aku sudah sampai didepan pintu dapur di kediaman Ana. Pintu setengah terbuka, tanpa basa-basi Aku langsung masuk menuju keruang tengah, dimana tiga orang yang tak lain adalah Ibu, Bapak serta Ana tengah melakukan sesuatu.
Aku membelalak kaget, ketika sebuah ritual dilakukan.
"Hel to the lo Helloooo."
Aneh tapi nyata. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan mereka.
Bagaimana tidak!
Dizaman yang sudah modern seperti sekarang ini, hal seperti itu masih dilakukan, anetapi ya sudahlah itu kan hak mereka.
"Ngapain Lek?" Tanyaku amat sangat penasaran kepada seorang wanita yang tengah berdiri disamping Ana, yang tak lain adalah Ibunya Ana.
"Ssst... Meneng ae." Jawabnya singkat sembari melangkahi Ana yang posisi Dia sekarang tengah tiduran dilantai. Sementara lelaki yang tak lain adalah Bapaknya Ana hanya memegangi berkas serta tas ransel milik anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Tahun...
RomanceMengejar mimpi, angan-angan yang tertunda, gejolak kehidupan, hijrahku... Keputusan yang mendadak. Pacar Halal. Dimana dimanika kehidupanku terlihat biasa, namun begitu rumit untuk dijalani. 8 Tahun, bukanlah waktu yang singkat maupun sebentar. Nam...