Bag.23. Hari Raya

508 31 2
                                    

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar

Laa Ilaaha Ilallahu Wallahu Akbar

Allahu Akbar Walilaa Ilham...


Masya Allah suara takbir bergema dimana-mana.

Tak terasa air mata ini menetes mendengarkan suara takbir, bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT sempurnakan hingga kami mampu melewati puasa hingga akhir. Setelah menunaikkan zakat fitrah. Aku dan Mamak kembali sibuk diarea dapur, mempersiapkan segala menu makanan untuk hari raya besok. 

Meski dirumah sudah ada kompor gas, namun ketika hendak memasak ketupat, Mamak lebih memilih menggunakan tungku kayu untuk memasak ketupat, selain karena proses masaknya yang membutuhkan waktu lama, kebetulan stok kayu bakar dirumah masih banyak, jadi sayang jika sampai tidak digunakan.

Itu adalah alasan Mamak setiap kali Aku menyuruh Mamak memasak menggunakan kompor gas. satu lagi, Mamak selalu bilang pake tungku kayu katanya lebih hemat. Sebagai anak sudah pasti menginginkan yang terbaik untuk Ibunya namun jika Mamak sudah berkata seperti itu, apalah daya Aku juga tak mungkin memaksakan kehendak.

Berhubung Mamak sibuk didapur luar dan kompor juga nganggur, Aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini, segera saja Aku membuat agar-agar kesukaan kami sekeluarga, sebenarnya agar-agar ini hanyalah agar-agar biasa yang aku campur dengan santan namun ketika sudah masuk kedalam kulkas, rasanya jadi luar biasa seger. Apalagi ketika dimakan pas cuaca panas makin cocok.

Ini hanyalah resep sederhana tapi acapkali  menjadi kue kesukaan banyak orang, hanya menggunakan agar-agar swalow 7 bungkus dan santan kelapa 2 butir tambahannya hanya gula merah dan garam secukupnya. Cuma proses memasaknya cukup menguras tenaga tangan, karena resep ini tak boleh berhenti mengaduk dan memutar adonan supaya santan tetap bercampur setelah mengental angkat, lalu sembari diangin-anginkan agar-agar tetap diaduk hingga dia sudah mulai menghangat. Fungsinya masih sama, supaya santan tetap menyatu dengan agar-agar, baru setelah hangat masukkan kulkas biarkan dia dingin.

00.00 wib.

Masya Allah tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul  12 malam, mata dan tubuh juga sudah terasa lelah. Aku dan mamak bergegas untuk segera beristirahat agar besok bisa bangun pagi menunaikkan ibadah sholat idul fitri. Sedang keluargaku yang lain sudah terlelap dari tadi, mereka juga lelah karena masing-masing mempunyai tugas yang sudah terbiasa dilakukan ketika menyambut idul fitri. Yuk Lusi dan sibungsu dengan penataan ruangan dan sibujang bantu beberes masangin gorden.

*

**

***

Gema takbir semalam suntuk tiada henti.

Alarm hp dari jam 4 subuh sudah nyaring terdengar, rasanya mataku masih enggan untuk diajak menatap dunia, selimut hangat ini masih terasa nyaman, rasanya masih benar-benar nyaman untuk kembali terlelap dialam mimpi namun perlahan Aku kembali memaksa mata ini untuk bangun, mengingat pagi ini adalah hari kemenangan bagi seluruh umat islam didunia. Adik yang sengaja tidur menemaniku juga kubangunkan agar kita bisa berangkat menunaikkan shalat id sama-sama.

Pagi kami begitu sibuk, semua memiliki tugasnya masing-masing. Ibu dengan olahan masakan  rendangnya, Bapak dengan ternak sapinya, Yuk Lusi dan sibungsu dengan beresin ruang tamu, Adek laki-lakiku dengan motornya dan Aku dengan halaman rumahku agar rumah terlihat bersih dan rapih.

Terbayang bakal ramenya seperti apa nanti ketika sekeluarga besar berkumpul dirumah kami, mengingat Bapak adalah anak pertama yang dituakan, setelah nenek kami meninggal otomatis setiap lebaran pasti acara kumpul pertama kali adalah dirumah kami, Masya Allah bahagia rasanya bisa menyambut lebaran kali ini dengan rumah baru. Bukan baru bangun dari nol tapi rumah setelah direnovasi.

8 Tahun...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang