Bag.15. Tergantung Menggantung

597 31 0
                                    

3 tahun sudah, pertunangan kami berlangsung...

Tanpa kabar tanpa pesan, lelaki itu lenyap ditelan alam, sedang status pertunangan kami menggantung begitu saja, layaknya buah nangka dipinggir jalan.

Miris, sedih, kecewa, putus asa..

Sebuah gambaran yang pas untuk hubungan yang tak jelas ini.

"Masih Bengong!"

Mas Hendra...

Lelaki itu menyapaku, tepat dihadapanku yang kehadirannya tak kusadari.

Hanya helaan nafas panjang, yang kusahutkan tuk menjawab pertanyaan dari Mas Hendra.

"Mas Hendra tau, pasti Ratna sedang memikirkan calon suaminya to."

Omongan Mas Hendra, berhasil membuatku melirik kearahnya yang kini ikut duduk jejer disampingku. Namun bukannya menjawab, Aku kembali melanjutkan lamunanku yang entah dibawa kemana oleh angin yang bertiup.

"Harusnya, kamu telf dia...

Tanya tentang hubungan kamu dengan dia...

Masih mau lanjut atau enggak, setidaknya hubungan kalian itu jelas dan tidak menggantung sedemikian rumitnya.

Bukannya apa-apa, Mas Hendra kasihan aja sama kamu Rat,

Kamu wanita yang butuh kepastian, bukannya digantung seperti ini...

Mana ada sih wanita yang mau diberi janji yang tak jelas."

Mas Hendra melanjutkan omongannya panjang lebar tanpa ada yang Aku jawab sepatah katapun. 

"Heh...."

Kembali Aku menghela nafas, menandakan bahwa pertanyaan mas Hendra hanya semakin membuat hatiku berat.

"Entahlah Mas, Ratna juga nggak tau.

Toh kalau jodoh pasti juga akan ketemu." Jawabku datar.

"Bukannya apa-apa, Mas Hendra hanya nggak tega lihat kamu aja, lagian kenapa sih kamu nggak terima tawaran ta'aruf dari sahabat-sahabat yang sebenarnya peduli juga dengan pasangan hidup buat kamu...?

Mas Hendra menelisik, bukan x ini saja Dia bertanya seperti itu melainkan sudah ketiga kalinya. dan tentu saja jawaban yang sama juga akan selalu Aku lontarkan kepada mereka, yang juga memberikan pertanyaan yang sama kepadaku.

"Mas Hendra kan sudah tahu jawabannya, jadi kenapa bertanya lagi." Kali ini Aku memandang kearah mas Hendra yang terlihat tak enak hati.

"Iya.. Iya maaf, mas fikir setelah 3 tahun ini, kamu bakal berubah dan mau membuka hatimu untuk yang lain tapi ternyata kamu tetap gigih dengan pendirian kamu.

Memang benar sih, jika kita menjaga suatu ikatan maka disatu sisi, diapun akan menjaga ikatan yang sama, hanya sajaaa....

"Hanya saja apa mas? kelamaan...?   Celahku, memotong pembicaraan mas Hendra yang mau makin melantur.

"Hehehe... "

Mas Hendra ketawa palsu, menutupi rasa tak enak hatinya karena perkataannya aku potong.

"Gini deh, mas Hendra punya kenalan, Dia kerja dishorum mobil, memang belum lama baru dua tahun dan jabatannya juga masih marketing tapi dengar-dengar bentar lagi Dia bakal diangkat menjadi manager dishorum mobil tersebut, karena kinerja Dia yang bagus dan kebetulan, kemarin kita habis ketemu disalah satu pameran mobil yang berada di lampung.

Setelah ngobrol lama Dia bilang, minta dicarikan calon istri untuk mendampingi Dia dalam susah maupun senang, dan kebetulan sekalikan Ratna belum menikah, status pertunangan Ratna juga menggantung seperti buah pisang, tak ada salahnya to mas Hendra mengenalkan Dia sama kamu Rat?"

8 Tahun...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang