"Iya sabarrr! Ini juga lagi nyariin datanya. Nanti Aku telfon lagi."
"Jangan lama-lam!"
Tut... Aku mematikan telfonku ketika suara didalam telfon belum selesai bicara, sebel, jengkel tapi ya mau gimana lagi.
Karena pekerjaan yang tak mungkin Aku tinggalkan begitu saja, membuatku hanya bisa mengurusi keperluan pernikahanku via telfon dan mengandalkan orang rumah saja. Terlebih undangan yang sedang dibuat juga dipesannya melalui percetakan yang didekat rumah, selain karena murah, Aku menggunakan jasa percetakan milik temanku dulu sehingga mendapatkan harga yang lumayan miring, bisa menjadi pertimbanganku meski ternyata urusannya bakal jadi seribet ini.
Bolak-balik ditelfon, bolak-balik ditanya.
Capek? Iya capek banget tapi lagi-lagi Aku sadar diri bagaimanapun juga Aku hanya bisa merepotkan keluarga terutama sibungsu. Bagaimana tidak! Cuma Dia satu-satunya orang yang faham syarat-syarat yang dibutuhkan untuk melengkapi biodata pernikahan maupun data-data untuk membuat undangan.
Lagipula, Aku tak mungkin menyuruh Bapak apalagi Mamak untuk mondar-mandir kesana kemari. Biarlah, sibungsu berkorban waktu sedikit untuk mengurusi kakaknya agar cepat dihalalkan dan bisa lepas dari gunjingan orang-orang.
Belum lagi persyaratan pranikah yang harus Aku lengkapi, betapa ribetnya ketika jarak menjadi penghalang kami menyelesaikan secara cepat padahal tanggal pernikahan kami sudah semakin dekat.
Dreett... Dreettt... Dree.. Tut
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam" Sahutku mengangkat telfon
"De... Persyaratan punya kakak udah kakak kirim pake ekspedisi ya..
Insya Allah semuanya udah lengkap." Mas Ahmad, dibalik telfon memberikan kabar tentang persyaratan yang harus Dia kirimkan kerumah kami.
"Iya Kak... Makasih udah kasih kabar." Jawabku singkat, yang langsung dijawab pamit oleh Mas Ahmad.
Entah kenapa, rasanya masih canggung bibir ini untuk memanggil Mas Ahmad dengan panggilan "KAK" bibirku masih berat dan masih belum terbiasa. Rasanya masih seperti mimpi. Tau-tau sudah dekat dengan hari pernikahan padahal sebelumnya kami menjalani semua proses ini penuh dengan cerita, air mata dan alhamdulillah akhirnya bisa berada dititik yang paling dinanti oleh setiap wanita didunia.
Setelah menyelesaikan pengumpulan berkas yang diminta Aku kembali menghubungi sibungsu memberitahu bahwa data yang dibutuhkan sudah ketemu, sekaligus memberikan kabar bahwa Mas Ahmad juga sudah mengirimkan persyaratannya melalui ekspedisi jadi biar Sibungsu yang menerima surat dan persyaratan tersebut.
**
****
*****
"Yu.. Nangdi brambange? (yuk.. Dimana Bawang merahnya?)"
"Iki punjungane diterke nangdi? (Ini besek dianter kemana?)"
"Wes ngopi horong, kae pakde digawekne kopi disek (Udah ngopi belum? Itu Pakde dibikinin kopi dulu)"
"Lah iki umah wes rame, kok pengantene horong tekak umah (Lah ini rumah sudah rame, kok pengantinnya belum sampai rumah)"
Begitu banyak suara hiruk pikuk dirumah kami.
Tenda untuk hajatan, panggung untuk acara hiburan besok sudah terpasang, riasan pengantin juga sudah setengah jadi, masih ada beberapa ornamen yang harus dipasang untuk menghiasa tenda didepan rumah kami agar terlihat lebih indah untuk acara besok.
![](https://img.wattpad.com/cover/138240368-288-k226001.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Tahun...
RomanceMengejar mimpi, angan-angan yang tertunda, gejolak kehidupan, hijrahku... Keputusan yang mendadak. Pacar Halal. Dimana dimanika kehidupanku terlihat biasa, namun begitu rumit untuk dijalani. 8 Tahun, bukanlah waktu yang singkat maupun sebentar. Nam...