02

15.2K 1.7K 527
                                    

Author PoV

(Y/N) melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa titan abnormal didepannya menggigit tubuh Yui, sahabatnya. Tetesan darah pun berjatuhan didekat kaki titan tersebut.

Air mata mengalir dipipi (Y/N). Dadanya terasa sesak dan hati nya terasa tertusuk.

"YUIIII!!! ini tidak mungkin! Secepat itukah?"

(Y/N) menangis histeris. Dia tidak tahu bahwa titan itu telah menaruh perhatian padanya. Tangan besar itu menangkap tubuhnya dan bersiap untuk memasukkan kedalam mulut titan tersebut.

'Tidak apa. Yui, aku akan menyusulmu. Karena aku hidup karena dirimu'

Namun sekali lagi bukan rasa sakit atau rasa aneh yang (Y/N) rasakan. Tapi ia merasa dirinya ditangkap seseorang dan membawanya ke salah satu atap bangunan. Terdengar bunyi benturan yang keras. Titan tadi sudah ambruk dengan tengkuk yang terpotong.

Dengan kesal dan marah, (Y/N) menghardik orang yang menyelamatkan nya.

"Bodoh! Kenapa kau menyelamatkan ku! Biarkan saja aku mati!"

Orang, tepatnya lelaki di depan (Y/N) hanya memasang wajah datar dan kening berkerut. Tak sekalipun terkejut atau tersentak dengan hardikkan (Y/N).

"Kau yang bodoh, bocah." ucap lelaki yang juga prajurit itu dengan tatapan menusuk.

"Ap-"

"Jangan biarkan emosi mengendalikanmu! Apa kau pikir dengan mati semua akan selesai? Apa dengan kau yang mati, titan itu akan puas? Titan itu tak berakal, kau pikir karena dia telah memakan mu dia akan berhenti memakan manusia?" tanya prajurit lelaki itu sarkatik.

(Y/N) terdiam sebentar. Kemudian kembali berucap dengan tatapan penuh amarah dan kesedihan, "kau tidak akan tahu bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang berharga di depan matamu."

Alis lelaki itu berkedut. Mulutnya terbuka hendak berkata..

"Levi- heichou!"

Seseorang memanggil dan mendarat di dekat mereka. Seorang gadis berambut pendek berwarna cokelat terang. Dia memberi hormat kepada lelaki didepan (Y/N) dan berkata, "Heichou, komandan Erwin memaggil anda."

Lelaki yang dipanggil Levi itu mengangguk pelan. Kemudian ia menoleh ke (Y/N) "Petra, urus bocah ini. Dia hampir kehilangan akal sehatnya."

Gadis berambut pendek itu menoleh ke (Y/N) yang wajahnya terlihat sendu.

Saat hendak melompat, Levi berkata tanpa menoleh dan hanya memperlihatkan jubah hijau berlambang sayap kebebasan, "Akan lebih berguna jika kau tetap hidup dan berjuang untuk menyelamatkan umat manusia. Dengan begitu, teman mu akan lebih tenang disana."

Setelah itu hanya terdengar hembusan gas dari peralatan manuver lelaki tadi.

Beberapa bulan kemudian.

(Y/N) berjalan keluar dari kamarnya yang baru di markas pasukan pengintai. Ya, gadis itu memutuskan untuk bergabung ke pasukan pengintai.

Malam itu (Y/N) yang seperti biasa tidak bisa tidur, memutuskan untuk berolahraga sekaligus melatih fisiknya di halaman belakang markas. Sudah beberapa bulan belakangan ia sulit tidur, tepatnya setelah kejadian 'itu'.

Saat gadis itu sedang berlari mengitari halaman belakang markas, ia teringat pria yang menyelamatkan nya waktu itu.Tapi sejak saat itu pula ia tak pernah lagi bertemu dengan pria yang bernama Levi itu. Levi, yang dielukan sebagai manusia terkuat di peradaban manusia saat ini.

'Memangnya seberapa hebat,sih? Ngomong ngomong kapten itu ada dimana ya? Bahkan setelah aku masuk pasukan ini dia juga belum terlihat. Petra-san saja tadi hadir menyambut kami. Tapi sang kapten pendek itu kemana?'

Tepat setelah itu, matanya menangkap seseorang berdiri bersandar di samping pintu.

Bruk!

Saking terkejut nya, (Y/N) tersandung kakinya sendiri dan terjatuh.

"Argh! Sial!" umpat (Y/N) sambil berdiri dan merasa sedikit malu.

"Tch. Kupikir benar benar ada maling di markas ini. Ternyata hanya bocah yang sedang membuang buang tenaga. "

Hati (Y/N) berdetak. 'Su-suara itu!'

(Y/N) pun mengangkat kepala yang sedari tadi menunduk dan ternyata orang yang barusan terpikir olehnya sudah berdiri di depannya dengan tangan bersidekap. Rambut potongan undercut nya bergerak pelan kala angin malam yang sesekali berhembus.

(Y/N) tersadar dan meletakkan kepalan tangannya di dada sebelah kiri tepat dimana jantungnya berdetak. Levi mengangguk pelan.

(Y/N) menurunkan tangannya dan masih dengan rasa tak percaya. "A-anda.. kapten Levi, bukan?"

Levi hanya menatap nya datar dan menjawab dengan nada sinis, "Kau sudah memberi hormat, itu berarti kau sudah tahu siapa aku."

'Ughh.. cara bicaranya tidak sopan'

"A-ahaha benar. Aku hanya tidak menyangka saja bertemu anda disaat seperti ini. Apa anda mengingat saya, heichou?"

Alis Levi terangkat sebelah pertanda ia tidak ingat.
"Anda menyelamatkan ku beberapa bulan yang lalu saat misi penutupan lubang dinding Maria oleh titan Eren."

"Oh, kau si bocah pemarah waktu itu." ucap Levi tanpa rasa bersalah.

(Y/N) ingin sekali memutar bola matanya kesal. Tapi ia menahan nya. (Y/N) membungkuk, kemudian mengucapkan kata 'maaf' dan 'terimakasih'.

"Itu adalah pilihan dari dirimu sendiri. Jadi tidak usah berterimakasih padaku. Sekarang pergilah kekamar mu. Jangan membuang tenaga dan jangan sampai sakit. Merepotkan."

(Y/N) segera memberi hormat dan berlalu masuk ke dalam dengan hati sedikit dongkol dengan kalimat kalimat sinis sang kapten.

□□□□□

(Y/N) berbaring di kasurnya yang (tidak) empuk, menatap langit langit kamar yang diisi oleh dua orang itu dengan pikiran melayang ke ingatan lama. Dia jadi teringat kejadian waktu itu.

Setelah Levi pergi, Petra membawa (Y/N) ke tempat yang aman. Begitu selanjutnya, Petra menemani dan mengajarinya teknik teknik bertarung jika ia punya waktu.

Gadis yang termasuk anggota regu Levi itu berusaha untuk terus memotivasi (Y/N). Awal nya
(Y/N) sempat curiga pada gadis berambut pendek itu. Tapi akhirnya ia tahu bahwa Petra memang gadis yang baik dan kuat.

(Y/N) bahkan tahu tentang perasaan Petra kepada sang kapten.
'Heh! Apa yang disukai Petra-san pada si pendek itu? Bicaranya kasar, tak bisa berekspresi, cinta memang buta dan..aneh'

(Y/N) menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya. Setiap malam ia tak bisa tidur karena terus memikirkan berbagai hal. Termasuk tentang Yui.

'Yui, apakah aku akan berguna bagi dunia ini? Apakah aku akan bertahan? Berapa lama? Yui, kau egois. Meninggalkan ku sendiri..'

Gadis itu menutup setengah wajahnya dengan lengan. Perlahan tetesan air keluar dari sela lengannya. Tetesan air mata.

Tbc.

》》》》

Cause U R (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang