06

11.9K 1.5K 150
                                        

Second person PoV

Kamu dibekap dan dibawa ke salah satu gang kecil. Kamu terus memberontak hingga akhirnya tangan yang membuat mual itupun terlepas dari wajahmu.

"Tenang lah! Kami hanya ingin bermain sebentar dengan mu, gadis prajurit."

Kamu melihat 3 orang yang terlihat bergaya seperti preman di depan mu. Badan mereka tak terlalu kekar, tapi tak juga kurus. Dan orang yang paling depan tepatnya paling dekat dengan mu saat ini sepertinya adalah pemimpinnya.

"Aku tak punya waktu untuk meladeni preman seperti kalian!"
Kamu hendak pergi tapi tentu saja ditahan. Mereka menampilkan wajah mesum membuat dirimu sedikit gentar. Kamu tak pernah seumur hidup bertemu orang orang seperti ini.

"Hei perempuan #%!#$! Mentang mentang kau seorang prajurit, kau jadi sok jual mahal ya! Memangnya si pendek Levi itu membayar mu berapa hah?"

Kamu menatap tajam preman itu "Apa kau bilang?"

"Kau mendengar perkataan ku. Oh apakah kau takut dengan si Levi? Oke, kita akan rahasiakan ini dari Levi sehingga posisi mu tetap aman sebagai prajurit. Memangnya apa yang bisa diperbuat oleh mantan preman itu?"

"Hah! Jangan seenaknya merendahkan orang! Levi- heichou itu manusia terkuat di perdaban ini. Jadi jangan sok tahu dan menilai orang dari luarnya, sialan!"

Preman itu menjambak rambut sepundak mu "Haha! Manusia terkuat apanya? Bahkan dia sendiri tak bisa melindungi keluarganya! Farlan dan Isabel sudah tak terlihat, jadi itu artinya mereka sudah mati, bukan? Jangan terlalu berharap pada seseorang yang tak kau ketahui apapun tentangnya, nak."

Kamu mencoba mencerna perkataan pria itu.
'Farlan? Isabel? Keluarga? Benarkah itu?'
Lalu tiba tiba teringat perkataan mu pada saat kamu dan Levi pertama bertemu.

"Kau tidak akan tahu bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang kau cintai"

Kamu pun diliputi perasaan bersalah.

Merasa mendapat kesempatan karena kamu yang diam, tangan kotor itu menyentuh wajah mu hingga mengusap sampai ke pangkal leher mu.

Segera kamu menggerakkan kaki mu untuk menendang pangkal paha pria itu keras. Pria itu jatuh terduduk sambil memegang anu nya. Kamu menangkap kepala pria itu dan menendangnya dengan lutut.
Dua orang rekannya ternganga. Kamu tanpa belas kasihan menghajar mereka juga.

Setelah selesai, kamu kembali ke orang yang pertama. Hidungnya mengucurkan darah. Kaki mu menekan daerah leher pria itu.
"Aku tak peduli dengan masa lalu seseorang karena itu sudah berlalu. Yang penting adalah masa saat sekarang ini, bukan? Jadi jangan ikut campur tentang bagaimana aku harus menilai seseorang." jelas mu dengan raut dingin. Kamu melepaskan kaki mu yang sejak tadi ditepuk pria itu minta di lepas. Satu langkah, kamu berbalik lagi,

"Ini, untuk tangan kotor dan menjijikkan mu yang sudah menyentuhku!"

Pria itu menjerit kesakitan karena kamu menginjak telapak tangannya dengan sekuat tenaga.

"Kau tak tahu apa apa tentang dunia luar sana. Kau tidak tahu bagaimana menyeramkannya titan itu. Tapi bagiku, melawan titan lebih baik daripada berada di tempat hina seperti ini!"
Kamu melepaskan kaki mu dan berbalik pergi.

Lalu mendadak muncul Levi dari belokan gang didepan.
"Eh? Kapten Levi, apakah urusan nya sudah selesai? Bisakah kita segera pergi dari sini?"

"Le-Levi! Apakah begini cara pasukan pengintai bersikap? Sebaiknya kau harus melatih anak buah mu itu kembali agar tak menyerang penduduk" ucap salah satu dari tiga preman tadi yang ternyata sudah bisa bergerak.

Cause U R (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang