10

10.2K 1.3K 234
                                    

Kamu melangkahkan kaki masuk ke dalam ruang makan yang sudah ramai oleh prajurit pasukan pengintai. Kamu mengambil bagian makan malam mu dan menoleh ke sana-sini mencari tempat.

Matamu menemukan meja para angkatan 104. Tetapi meja itu telah penuh bahkan untuk satu orang pun tidak ada tempat.

'Hah..resiko terlambat.' batinmu mengeluh.

"Oh, (Y/N)!"

Kamu menoleh ke sumber suara dan menemukan seseorang berkacamata melambai lambaikan tangannya. Saat kamu melihat kearahnya, Hanji menunjuk nunjuk kursi kosong yang ada di sebelah kiri.

Karena tak ada pilihan lain, kamu berjalan menuju meja paling belakang. Disana merupakan kumpulan para petinggi pasukan pengintai, yakni komandan Erwin Smith, Kopral Levi, Mayor Hanji Zoe, dan Mayor Mike Zacharias.
Kamu diam-diam menghela nafas pasrah.

"(Y/N)! Duduk disini!" seru Hanji dengan suara keras meskipun kamu sudah ada didepannya. Kamu meletakkan nampan mu ke meja dan memberi hormat untuk semuanya.

"Terimakasih, Hanji-san" ucapmu sambil duduk di sampingnya. Belum sempat kamu memegang sendok, tubuh mu tertarik ke samping saat lengan Hanji merangkul mu.

"Nah, ini (Y/N) prajurit angkatan ke-104. Dia manis, bukan? Oh, dia juga hebat bertarung, lho.. Levi saja sampai cedera olehnya!"

Kamu mengerutkan kening, "A-ano..-"

"Hahaha. Ya, (Y/N) memang gadis yang menarik" timpal Erwin.

Tiba-tiba kamu tersentak saat seseorang mengendus tengkuk mu. Aku menoleh sambil memegang tengkukmu yang meremang.

"Jangan takut, (Y/N). Mike memang seperti itu. Dia mempunyai penciuman yang tajam." terang Erwin sambil meminum airnya.

"Hehh~ padahal aku ingin mengatakan itu." protes Hanji.

"Penciuman..tajam?"

Orang yang sejak tadi hanya sebagai pendengar kini bersuara, "Berisik, kacamata sialan!"
Kamu menoleh ke depanmu. Tenyata Levi duduk di depanmu yang diantara kalian hanya dibatasi oleh meja.

Kamu mengangkat sebelah alis dengan perasaan bingung setelah melihat Mayor Mike yang tersenyum setelah mengendusmu. Erwin berkata, "Sudah tak perlu dipikirkan, (Y/N). Silahkan makan makananmu, kau pasti sudah lapar sejak tadi."

Kamu mengikuti perkataan Erwin karena kepalamu mulai sakit melihat tingkah aneh orang-orang petinggi pasukan pengintai. Kamu mulai menyuapi dirimu dengan kentang tumbuk yang sudah mulai dingin. Kamu juga mendengar Hanji , Mike dan Erwin sedang membicarakan sesuatu yang kamu sendiri tak peduli apa itu.

Kamu mengangkat pandangan dari makanan mu, lalu netra (E/C)mu bertemu dengan netra abu-abu orang di depanmu. Pria di depanmu itu tak memalingkan pandangannya bahkan saat mengangkat cangkir yang kamu yakini isinya adalah teh hitam, dan meminumnya dengan mata masih menatapmu.

Kamu menunduk. Selera makanmu sekejap hilang entah kemana. Tapi karena makanan sangat susah didapatkan apalagi untuk orang non-bangsawan seperti mu, kamu memaksakan diri untuk menghabiskan makanan sambil berpura-pura tak menyadari tatapan sang kopral di depanmu itu.

Lalu Hanji menyeru (lagi),"Erwin, kenapa kau menatap (Y/N)? Dia itu milik Levi, lho."

Uhuk! Ohok Ohok!

Kamu menyambar gelasmu dan meneguk air perlahan-lahan. Hanji tergelak sambil tangannya menepuk punggungmu dengan (tidak) pelan.

Kamu mengerang, "Eugh..Hanji-san!"

"Ehehe, bercanda~"

"Kau tak apa, kan?" tanya Erwin yang dijawab anggukan olehmu. Kemudian kamu mengangkat nampan dan gelas mu sambil pamit "Terimakasih sudah membiarkan saya duduk disini. Saya permisi."

Cause U R (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang