03

13.3K 1.6K 372
                                    

Reader PoV

"(Y/N)!"

Aku membuka mata yang berat dan dengan samar melihat wajah seorang gadis cantik bernama Mikasa Ackerman yang menjadi teman sekamar ku.

"(Y/N), bangun dan bersiaplah. Waktunya sarapan."

Aku duduk dan mencoba mengumpulkan kesadaran. Kelopak mata terasa sangat berat, wajar saja karena aku baru bisa tertidur pukul 4 subuh dan sekarang pukul 7.

Mikasa menepuk lenganku, "Ayo (Y/N), nanti kita tidak akan mendapat jatah sarapan!"

Dengan segera aku berjalan ke kamar mandi.

□□□□□

Aku memakan suapan terakhir ku saat beberapa orang masuk ke ruang makan.

"Hei, lihat! Itu yang disebut dengan 'regu Levi'. Kudengar regu itu adalah regu khusus yang anggotanya dipilih langsung oleh Levi- heichou."

Aku melihat ada Levi - heichou,Petra - san, dan beberapa orang yang belum kukenal, lalu..

"Eren"

Aku menoleh ke Mikasa. Dia sampai berdiri dari tempatnya untuk menarik perhatian Eren. Eren melihat kearah meja kami yang berisi anggota baru pasukan pengintai yaitu angkatan 104. Eren sepertinya meminta izin dan berjalan ke meja kami.

"Eren kau baik baik saja, kan? Apa si pendek itu menyiksa mu lagi?" tanya Mikasa saat Eren baru saja duduk tepat diantara aku dan Mikasa. Aku dan prajurit lainnya menahan tawa mendengar perkataan Mikasa tadi. Memang, Mikasa sangat membenci kapten Levi sejak kejadian Levi yang menghajar Eren saat di persidangan. Lihat saja, sekarang gadis itu menatap sang kapten dengan tatapan membunuh.

Sedangkan yang ditatap tak merasa ditatap, malah terlihat mengangkat gelas nya dengan cara yang unik atau malah aneh bagiku?

"Oi Mikasa! Heichou akan mendengarmu!" ucap Eren berbisik.

Mikasa menghentikan tatapan membunuhnya dan menyuruh Eren makan. Eren menoleh ke sampingnya, tepatnya kepadaku "Oh (Y/N)! Lama tak bertemu. Ternyata kau memilih pasukan pengintai juga yaa"

Aku tersenyum sedikit dan membalas sapaannya. Kemudian Eren bertanya, "Eh? Bukannya kau selalu berdua? Dimana Yui? Dia tidak ikut makan?"

Aku terdiam. Merasa suasana di meja ini mendadak hening dan suram.

"Eren, cepatlah makan. Sebentar lagi akan ada pelatihan untuk anggota baru." ucap Mikasa seraya menyuapi kentang tumbuk ke Eren dengan suapan yang besar besar. Eren hampir tersedak dan melototi Mikasa.

"Yui..sudah tiada. Sejak misi penutupan dinding maria. Wajar saja kau tidak tahu, Eren. Tapi, itu kan sudah berlalu." tutur ku dengan memaksakan seulas senyuman.

"(Y/N)" Armin, Eren, bahkan semuanya menatap ku dengan tatapan sendu atau seakan akan menyiratkan rasa kasihan. Oke, aku cukup benci ini.

"Berhenti menatapku seperti itu, atau aku akan menghajar kalian satu persatu." ucap ku dingin. Sontak semuanya mengalihkan pandangan dari ku. Eh? Apa aku semenakutkan itu? Setahuku Mikasa lebih menakutkan dengan tatapannya.

"Wa-waah.. (Y/N) garang juga yaa" tutur Armin sambil menggaruk pipinya.

"(Y/N), jika kau butuh bahu untuk bersandar, aku selalu siap" canda Jean garing. Semua menatapnya aneh.

"Hei muka kuda, kau ingin menghibur orang atau ingin membuatnya muntah?"

"Ymir! Kita sedang di ruang makan! Jangan berkata kotor!" tegur Krista si gadis imut nan mungil.

Cause U R (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang