07

11.4K 1.4K 201
                                    

Reader PoV

Aku mengelilingi markas hanya untuk mencari keberadaan seorang kapten Levi. Tapi kapten berwajah dingin itu tak juga terlihat.
Aku dengan lesu membuka pintu ruang makan yang mana tempat ini sudah ku jejaki di awal pencarian.
Ajaib nya orang yang dicari ternyata ada disini sedang meminum sesuatu dari cangkirnya. Sial! Aku lelah mengelilingi markas besar ini, tahu!

Oke, apa yang harus kulakukan sekarang? Oh ya, sapaan.

"Selamat malam, kapten"

Dia terlihat hanya melirikku dari sudut matanya dan mengangguk pelan. Tanpa permisi aku langsung duduk di kursi tepat didepannya. Kalau diingat, posisi ini persis seperti 2 malam yang lalu.

"Bagaimana kaki anda, heichou?"

"Tidak terlalu buruk"

Aku ber oh saja. Selanjutnya hanya keheningan yang terasa. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan lagi, bukankah seharusnya laki laki yang harus memulai?

Tunggu. Apa yang baru saja kukatakan?! (Y/N) bodoh. Memangnya kau sedang melakukan pendekatan? Erggh.. aku dan Levi? Tidak terimakasih!

"Jadi, untuk apa kau kesini?"

Mendengar suara Levi, aku mengangkat pandanganku kearahnya yang ternyata sedang melihat pula kearahku. Aku mengalihkan pandangan ku kearah lain "Tidak ada. Aku hanya ingin membuat susu hangat." jawabku yang sebenarnya itu tidak benar. Aku hanya bosan dikamar sejak sepulang dari kota bawah tanah. Mikasa dan beberapa prajurit lainnya tak juga terlihat.

"Oh, cangkir mu sudah kosong. Aku akan sekalian buatkan. Teh hitam, bukan?" ucap ku spontan setelah melihat cangkirnya.

Levi diam dan menatapku agak lama. Hal itu membuatku merasa tak nyaman. Apa yang dipikirkannya?

Lalu aku mendengar suara gesekan keramik dengan kayu. Levi menggeserkan cangkirnya padaku.

□□□□□

Aku membawa nampan yang isinya berbeda beda ke arah meja tadi. Aku meletakkan cangkir teh hitam ke hadapan Levi, susu hangat untukku, dan secangkir teh untuk Eren, semua minuman itu masih mengepul. Ya, dia dan Levi ternyata akan menunggu Erwin untuk pembahasan penangkapan Female Titan.

"Kapten, hari ini anda banyak berbicara, ya."

"Jangan bodoh. Aku ini sejak awal memang banyak bicara" ujar Levi.

"Ya. Banyak sekali."

Aku mengangkat gelasku dan meniup susu hangat dengan pelan. Aku merasa ditatap dan mengedarkan pandangan. Kapten Levi dan Eren menatapku. Aku mengangkat sebelah alis bingung, sampai aku menyadari sesuatu, "Apa tadi aku mengatakannya? Apa aku tadi bersuara?"

Eren mengangguk.

Sial. Lagi. Kupikir aku hanya mengatakannya di dalam hati.
Aku berdehem "Maaf. Anggap saja kalian tak mendengarnya. Silahkan diminum"

Tak kusangka mereka langsung mengangkat cangkir masing masing. Aku dengan kikuk meninum susu cokelat ku.

"Brat, kau sebut ini minuman?"

"Hm?"

Kapten Levi mendadak terlihat sedikit menakutkan. Aku menelan ludah.

"Aku tak suka teh ku berubah menjadi manis."

"Eh? Tapi aku hanya memasukkan setengah sendok teh. Itupun tak sengaja, karena aku hampir lupa." ujar ku dengan suara semakin mengecil setelah melihat wajah Levi yang terlihat semakin terlihat dingin.

Levi tak bersuara tapi mengambil cangkir di depannya dan membuang isinya ke lantai. Aku dan Eren membelalak melihat itu.
Dengan emosi naik aku menatap garang si kapten pendek itu , "Kap-"

Cause U R (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang