18

9.7K 1.2K 317
                                    

Selamat malam minggu!*cuih

¤¤¤¤¤

Sosok yang hampir keluar dari semak itu terlihat familiar bagimu.
"Heichou?!"

Ya, sang kapten muncul di depan mu sambil bersidekap. Kamu yang sudah berdiri langsung tersadar bahwa kemeja mu belum terkancingi. Segera kamu berbalik membelakangi Levi dengan wajah memerah.
'Sial!'

"Dasar! Seenaknya pergi sendirian pada malam hari disaat kita sedang dalam pelarian!"

Kamu hanya diam sambil mengancingi kancing terakhir kemeja putihmu. Kamu berdeham,
"Saya bisa menjaga diri. Daripada itu, kapten sendiri kenapa bisa sampai kesini? Anda..tak mengintip, bukan?" tanyamu sambil melepas gulungan rambut yang kau gulung asal tadi.

Kamu merasa sang kapten berjalan mendekati mu. "Sepertinya. Jika saja tak terlambat beberapa menit." gumamnya. Dan kamu mendengar itu! Tak sempat protes atas gumaman itu, kamu yang sedang menguncir ulang rambut tiba-tiba merasa sebuah sengatan nyeri menyebar dari pinggang kananmu yang ditekan oleh Levi.

"Ah! Kapten, sakit.." ringis mu dengan tangan refleks memegang tangan Levi yang menekan pinggangmu.

Sang kapten masih senantiasa mempertahankan tatapan datarnya, "Tck! Setidaknya jika kau terluka segeralah obati!" tegurnya sambil menyingkirkan tangan mu dengan pelan.

"Angkat bajumu."

"....Eh?"

Kamu melihat Levi mengambil sesuatu dari saku celana bagian belakangnya. Barulah kamu mengerti, karena sesuatu yang diambil Levi adalah salep.

"Terimakasih, saya bisa mengoleskannya sendiri. " tolakmu sambil menengadahkan tangan agar Levi memberikan salep tersebut. Tapi salep tersebut tak jua sampai ke tanganmu, malah sang kapten pendek berkata, "Atau kau ingin aku membuka sendiri kemeja mu?"

Mendengar ancaman itu membuat mu mengangkat ujung kemejamu sambil merutuk dalam hati. Walau begitu, tanganmu terasa bergetar gugup.Setelah beberapa detik tak ada pergerakan dari Levi, kamu dengan heran menunduk untuk melihat keadaan pinggangmu.

Dan, dirimu cukup terkejut dengan lebam biru keunguan yang besar di pinggangmu akibat dari tendangan musuh siang tadi. Kau bahkan berpikir 'bagaimana bisa aku tak merasakan sakitnya?'

Levi berjongkok dan mulai mengoleskan salep dingin itu ke kulitmu dalam diam.

"Akh! Kenapa anda menekannya?!" seru mu sambil mengerang sakit.
"Ck! Jangan seperti bocah, tahanlah!"

Levi kembali menekan, bukan, ia memijat pinggang lebam mu. Kamu menggigit bibir bawahmu menahan nyeri nya. Levi menahan tubuhmu yang otomatis bergerak menghindar dengan meletakkan tangannya yang bebas di pinggang kirimu. Kelereng abu-abu sesekali mendongkak untuk melihat wajahmu.

Tubuhmu mulai tenang setelah beberapa menit Levi memijat pinggangmu itu.

Kamu menunduk melihat rambut hitam Levi yang terlihat lembut. Sinar rembulan masih tetap membantumu melihat dalam gelap. Rasa menggelitik pada tangan yang ingin sekali menyentuh rambut itu. Tangan kiri mu tanpa sadar mulai meninggalkan ujung kemeja yang sedari tadi kau pegang.

Tiba-tiba Levi bangkit berdiri membuat mu tersentak. Kamu memalingkan wajah sambil menurunkan kemejamu. Dan kamu baru sadar Levi berdiri sangat dekat di depanmu, dia hanya diam menatapmu entah apa yang dipikirkannya.

Kamu memutuskan kontak mata dan berbalik untuk memasang sabuk peralatan Manuver Gear mu.

"Jadi, apakah anda mencari ku hanya untuk memberi salep?"

Cause U R (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang