Eng ing eng.. maap sebelumnya, tapi kayaknya part ini cocok di labeli 17+ deh..
Yang masih dibawah umur segitu, atau yang gak suka silahkan mundur saja. Aku takut kamu gak akan kuat :)) *ahlebay
____________________________________
Kamu keluar dari kamar mandi sambil mengalungkan handuk cokelat di leher. Duduk di tepi ranjang sambil memijat pelipis. Kamu juga merasakan perut mu terasa tak enak dan sedikit mual. Jika tahu efek mabuk seperti ini, kamu tak akan sudi meminum cairan aneh tadi malam. Masalah lainnya juga tentang ingatan semalam yang tak jua bisa kamu ingat hingga pagi ini kembali terbaring di ranjang Levi. Setahu mu Levi tak ada di meja semalam.
" Argh sial! Apa ada sesuatu yang terjadi? " tanya mu frustasi entah pada siapa. Secara, kejadian pagi tadi sungguh memalukan.
Pintu kamar mandi akhirnya terbuka dan menampakkan sosok berdiri di balik pintu tersebut. Kamu mengedipkan mata mu beberapa kali, entah kenapa merasa aneh melihat seorang Levi berdiri menatap mu dengan tampilan rambut sedikit tak rapi dan mulut tertutup busa serta sikat gigi. Antara ingin kabur dan mengacak-acak rambut nya.
Mendadak rasa mual menyergap dari perut hingga naik ke kerongkongan. Kamu menutup mulut mu dengan sebelah tangan dan mendorong Levi yang menghalangi jalan ke kamar mandi.
Kamu bergidik mengingat hal tersebut dan menggelengkan kepala untuk menghentikan ingatan tersebut. Tiba-tiba sebuah ketukan terdengar dari luar pintu kamarmu. Kamu berniat untuk mendiaminya dan ingin berbaring di ranjang. Tapi orang di luar sana tak menyerah dan terus mengetuk.
Dengan malas kamu turun dari ranjang dan membuka pintu. Setelah melihat siapa yang mengetuk, kamu merasa canggung.
" Apa yang kau lakukan di dalam sehingga lamban sekali untuk membuka pintu ini? " ketus Levi.
Kamu berdehem, " Saya baru selesai mandi. Ada perlu apa ya, heichou? " jawab mu sambil menghindari tatapan kelereng abu-abu itu.
" Jadi kau sudah sadar, tukang mabuk? "
sindir Levi dengan wajah datarnya. Kamu memelototi nya hendak membantah, tetapi pria itu sudah menerobos masuk ke kamar mu. Dengan helaan nafas kasar kamu menutup pintu secara, pelan.
Kamu baru sadar Levi membawa sesuatu setelah ia meletakkannya di atas meja nakas. Berjalan ke arah objek tersebut dengan rasa penasaran. Itu adalah nampan yang berisi sepiring roti panggang dengan dua telur dan secangkir teh. Mulut mu terbuka dan menatap Levi tak percaya.
" Darimana anda mendapatkan ini semua? "
" Apakah itu penting? " tanya Levi kembali sambil duduk di tepi ranjang.
" Y-yaa jarang sekali kan masakan di markas seperti ini. "
" Tidak usah banyak omong dan makan saja."
Kamu berdecak. " Kapten, jika ingin berbuat baik itu jangan setengah-setengah. Setidaknya anda mempersilahkan untuk makan dengan baik." ucap mu seperti menggurui. Hal itu membuat kening Levi berkerut dan menatap mu tajam.
Segera kamu meraih nampan dan berkata, " Baik. Aku akan memakannya. Terimakasih kapten Levi pendek " dengan kata terakhir hanya dalam hati.
Kamu meraih cangkir teh lebih dulu dan menyeruputnya. Itu ternyata teh jahe dengan madu. Kemudian kamu beralih ke roti panggang dan telur, menghabiskannya dalam sekejap. Kamu melihat Levi sibuk dengan buku yang dibacanya, dan kamu tidak tahu sejak kapan Levi membawa buku itu bersamanya. Mata mu menatap ke arah langit biru yang begitu cerah hari ini lewat jendela.
" Eung? Apa yang anda lakukan? " tanyamu saat Levi bangkit dari duduknya dan berdiri di belakangmu.
Levi tak menyahut. Hanya menggerakkan kedua tangannya menepuk-nepuk rambut mu yang masih lembab. Angin berhembus dari jendela kamar menerpa wajah membuat mu menutup kedua mata menikmati nya. Sudut bibir mu melengkung karena kenyamanan yang mendadak tercipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause U R (Levi x Reader)
Fanfiction[COMPLETED] Kau tak akan tahu bagaimana rasa kehilangan seseorang yang sangat kau cintai -(Y/N) Semua karena mu - (Y/N) ------------------------------------ #1 in Readerinsert (18.10.2018) #1 in levixreader (18.10.2018) #2 in attackontitan (18.10.20...
