Sebenernya dari awal aku mau bahas ini, tapi selalu ketunda karena aku gak berani. Berpendapat seperti ini butuh keberanian, salah sedikit kata saja, habis aku #hehe. Pikiran buruk pasti dimiliki semua orang, bukan hanya penulis saja. Tetapi disini, aku mau bahas pikiran buruk penulis.
Sebelumnya, aku lega banget karena part plagiarisme pendapat aku bisa diterima. Ragu banget buat publish part itu, karena aku takut ada yang merasa tersindir atau semacamnya. Padahal, tujuanku menulis tidak untuk menyindir siapapun. Aku hanya berpendapat, mengenai apa yang mengganjal pikiranku dan pikiran kalian, pikiran kita semua.
Nah, pikiran buruk. Menurut aku, pikiran buruk penulis itu gak jauh-jauh dari dunia tinta. Dimana kita menghabiskan banyak waktu dan pikiran untuk menghasilan beribu bahkan berjuta-juta kalimat menjadi satu.
Aku pernah liat komentar seperti ini ;
"Takut buat nulis sci-fict, secara sci-fict susah dan peminatnya tidak sebanyak teenfic,"
Sedih sih bacanya. Kayaknya, apa yang kamu tulis itu sesuai minat pembaca, bukan karena hati. Itu yang aku maksud pikiran buruk. Sci-fict kalau sudah dipelajari tidak sesulit apa yang kalian kira, meskipun sci-fict peminatnya tidak sebanyak teenfic, kalian jangan merasa terbebani karena hal itu.
Tidak baik, bukan hanya sci-fict saja. Genre lainnya yang jauh dibawah teenfic juga sama. Peminat setiap genre itu pasti ada, bahkan jika diperhatikan, sekarang semuanya sudah merasa sedikit malas membaca teenfic karena alur selalu monoton. Semua genre itu susah dibuat, kalau mau buat yang gampang, buat Indomie aja.
Tantang dong diri kalian kalau emang kalian niat bikin genre lain selain teenfic. Rezeki itu udah diatur Tuhan, jangan takut. Kalau dari awal cerita kamu emang menarik, viewers juga ngelirik. Terusin aja walaupun pembacanya sedikit, tabrak. Yang penting cerita kamu tetap pada aturan, menarik, dan berkualitas. Lama kelamaan juga pasti pada datang tanpa diundang.
Justru menurut aku, semakin banyak peminat teenfic, semakin sulit buat berkembang. Cerita teenfic berkembang biak dengan cepat, sampai-sampai cerita kalian tertutup sama yang udah berbintang. Berusaha menantang diri, bagaimana caranya supaya cerita saya tetap dipandang menarik dan berkualitas.
Genre lain juga, JANGAN PERNAH TERPAKU SAMA ORANG UNTUK MEMBUAT KARYA. Itukan karya kalian, kenapa harus menjadikan orang sebagai patokan?
Hapus pikiran buruk kalian tentang genre. Tidak baik, lebih baik kerjakan saja dulu sebelum mengeluh. Baru nyoba udah mundur, baru satu part udah unpublish.
Jangan takut, genre gak gigit. Kerjakan aja, meskipun draft kalian segunung, lanjutkan saja. Siapa tau, kumpulan karya kalian bisa jatuh ditangan penerbit. Tidak ada yang tau kedepannya bukan? Kita cukup berusaha, berdoa, belajar. Jangan pernah merasa puas sama karya kalian, jangan pernah menganggap karya kalian itu buruk, semuanya butuh proses.
Proses itu tak semudah membuat mie instan, bahkan membuat mie instan saja butuh proses. Tidak langsung jadi ketika membelinya.
Semoga pendapatku bisa diterima dan dimengerti, ya. Intinya, buang pikiran buruk kalian, buang rasa minder (aku sudah membahas di part sebelumnya), buang rasa malas kalian. Karena kalian calon masa depan, bukan pencoba untuk masa depan.
Ini hanya pendapatku, keputusan tetap sepenuhnya ada ditangan kalian, mau jalan terus atau berhenti ditengah jalan. Oke, berhubung dari tadi aku bahas mie, sekarang mau kedapur #hihi.
XOXO,
Bita🤗.19 Feb 18.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghargai Sebuah Tulisan ✓
Non-FictionSaya dedikasikan tulisan ini untuk para penulis yang merasa tidak percaya diri dan merasa karyanya tidak dihargai. Saya dedikasikan tulisan ini untuk para pembaca yang merasa takut untuk memberikan masukan, dan untuk para pembaca yang ingin mengeta...