TSANI

244 46 171
                                    

#2 PAPAN NAMA

.

.

.

Malam itu Eunwoo dipanggil oleh ustadz Seokjin untuk membahas judul karya tulis yang sudah ia ajukan. Eunwoo sebenarnya enggan kalau harus keluar malam, tapi apalah daya kalau guru sudah memanggil maka ia harus segera menjawab panggilan itu. Eunwoo masih ingin ilmunya berkah dunia akhirat.

Berteman Mingyu yang kebetulan malam itu tidak punya kesibukan berarti, keduanya menyambangi kediaman ustadz Seokjin di asrama tahfidz putri selepas jama'ah sholat isya'. Setengah jam waktu yang dihabiskan ustadz Seokjin untuk menerangkan kepada Eunwoo poin-poin apa yang harus ia masukkan dalam karya tulisnya. Tak lupa beberapa teori tata bahasa Arab juga sempat diterangkan ustadz Seokjin yang dengan mudah diserap oleh Eunwoo.

Berbeda dengan Mingyu yang mulai mengantuk.

"Butuh kopi, Gyu? Bikin aja itu dispenser dekat akuarium." Tegur ustadz Seokjin melihat Mingyu yang sudah terkantuk-kantuk bersama al-Qur'an di tangannya.

"Gak usah, tadz. Syukron. Masih bisa tahan kok." Jawab Mingyu lengkap dengan cengiran gigi taringnya.

"Gak. Maksudnya kamu bikin buat saya, Gyu." Eunwoo tak bisa menahan diri untuk tertawa meledek Mingyu yang hanya bisa menggaruk tengkuknya salah tingkah.

Mingyu pun beranjak dari duduknya, meletakkan al-Qur'an di atas meja lantas membuatkan kopi untuk ustadz Seokjin. Ajaibnya setelah membuatkan kopi untuk ustadz Seokjin, Mingyu mampu bertahan menunggu Eunwoo menyelesaikan bimbingan dengan ustadz Seokjin.

Hampir pukul sembilan ketika keduanya keluar dari gerbang asrama putri tahfidz. Eunwoo membawa gulungan kertas koreksian dari ustadz Seokjin.

"Enak ya kamu udah selesai bimbingannya, tinggal nyusun. Aku sama ustadz Daeyeol kayaknya belum disentuh sama sekali. Padahal pengen cepat kelar juga." keluh Mingyu.

"Santailah. Kamu kan bisa nyicil belajar buat ujian gelombang satu dulu, Gyu."

"Kata siapa? Aku lagi sibuk ini nyiapin Lomba Kemah Pramuka di Darul Ma'arif minggu depan. Waktu belajarku hilang seminggu."

Eunwoo adalah ketua OSMU putra, sementara Mingyu adalah ketua Koordinator Gerakan Pramuka di Mahabbatul Ummah. Eunwoo memang paling dekat dengan Mingyu karena sejak menjadi santri baru, keduanya menempati kamar yang sama dan membuat keduanya selalu berbagi lemari. Julukan keduanya dari teman-teman adalah 'kapal api mix' karena Eunwoo berkulit putih dan Mingyu yang memang lebih gelap darinya.

Di tengah perjalanan keduanya berpapasan dengan seorang gadis yang diduga merupakan salah satu penghuni asrama putri tahfidz. Gadis itu berjalan sendirian di malam hari dengan sebuah dus di tangannya. Gadis itu masih mengenakan mukena yang bisa saja dikira orang-orang yang lewat ia bukan manusia.

Begitu Eunwoo dan Mingyu berpapasan dengannya, gadis itu mempercepat langkahnya nyaris berlari. Ia bahkan tidak sadar bahwa ia menjatuhkan sesuatu yang akhirnya dipungut oleh Eunwoo.

Mingyu mencebik tidak suka dengan perangai si gadis dan terus berjalan setelah gadis yang membawa dus tadi lewat tanpa menyadari bahwa Eunwoo masih berdiri di tempat barang yang tak sengaja dijatuhkan gadis tadi.

"Anak putri tuh pada sok cantik banget. Dikiranya kita mau ngelirik mereka juga apa. Pake ngata-ngatain lampu taman lah, celana berkibar lah. Masih banyak kali cewek cantik dan seksi di dunia ini. Iya gak, Woo?" Mingyu menggerutu sendiri, lantas menyadari bahwa karibnya masih tertinggal di belakang.

[[ASTRO x WJSN FF]] SANTRI (boleh) JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang