#7. SEMAKAN
.
.
.
Eunwoo sedang menulis bab-bab awal karya tulisnya ketika Mingyu datang menghampirinya dengan napas yang memburu. Eunwoo berhenti menulis jadinya.
"I need your help, bro." Masih dengan nafas tersengal-sengal seolah baru saja berlari jauh Mingyu menepuk pundah Eunwoo.
"Hmm, what?" Minggu ini pesantren sedang dalam minggu bahasa Inggris sehingga para santri diwajibkan menggunakan bahasa Inggris.
"Bantuin aku masang sound-system di putri. Ada semakan katanya besok. Kampret si Jungkook. Disuruh ustadz Seokjin masang sound-system di putri malah ngibrit nemenin Jaehyun."
"Gak pakai ngumpat juga bisa kali, Gyu."
"Gimana gak ngumpat kalau ustadz Seokjin yang tampan dan terhormat jadi mencak-mencak ke aku. Ya ampun, demi adiknya Jaehyun. Dasar kelinci biadab."
Sudah bukan rahasia umum lagi di kalangan santri putra kelas akhir kalau Jungkook ini sudah bersedia jadi adik iparnya Jaehyun. Jaehyun sendiri tidak memberikan tanggapan berarti, ia hanya berfikir bahwa itu candaan. Jadi setiap kali ia harus menemui adiknya, ia selalu mengajak Jungkook. Tanpa beban kalau sebenarnya teman seangkatannya itu benar-benar menyukai adiknya.
"Dia ke putri juga kan? Si Jungkook?" Eunwoo dan Mingyu kini sudah berjalan menuju asrama putri. Sudah menjadi tanggung jawab santriwan untuk membantu akomodasi setiap kali para santriwati mengadakan acara.
"Heem. Tapi kan di asrama tahfidz. Huwaa, tanganku gatal pengen miting leher Jungkook."
Karena merasa bisa membantu, Eunwoo pun ikut saja dengan Mingyu ke asrama putri. Tiba di aula milik santriwati, sudah ada beberapa santriwati yang sedang memasang spanduk untuk acara besok. Acara semakan salah satu santriwati.
Eunwoo diam-diam membac a tulisan yang ada di spanduk itu.
"Nam Da Won? Dia hafidzoh?"
Tak!
"Aaaak Gyu sakit." Eunwoo mengelus kepalanya yang 'dicium' obeng. Mingyu kalau sedang naik turun moodnya begini cukup berbahaya ternyata.
"Malah bengong. Ayo kerja dulu."
Terdengar cekikikan dari beberapa santriwati tadi yang sedang memasang spanduk sebelum mereka keluar, membuat Eunwoo kesal dengan Mingyu. Tapi, Mingyu toh tidak peduli kalau sedang marah begini.
Eunwoo pun mulai membantu pekerjaan Mingyu, dari mengulur kabel, mencoba tiga microphone yang ada, menahan tangga alumunium yang dipakai Mingyu untuk memasang lampu dengan ukuran yang lebih besar.
KRIIEEETTT
Pintu aula dekat panggung terbuka, membuat Mingyu dan Eunwoo menoleh. Seorang gadis masuk lantas duduk di atas panggung tanpa menyadari kehadiran Mingyu dan Eunwoo di sana.
Mingyu kembali melanjutkan pekerjaannya membenahi kabel untuk microphone. Berbeda dengan Eunwoo yang malah memerhatikan gadis yang duduk di atas panggung dengan al-qur'an di tangannya. Samar-samar Eunwoo bisa mendengar suara merdu gadis itu merapalkan ayat-ayat terakhir surat Muhammad.
Lebih dari sekedar suara gadis itu, yang lebih menarik perhatian Eunwoo adalah mukena. Mukena yang sama dengan mukena yang dipakai oleh gadis yang Eunwoo sembunyikan papan namanya.
"Itu Nam Dawon?"
"Eunwoo cek mic di panggung sana Woo, tolong."
"Ha? Eung... o..ke."
![](https://img.wattpad.com/cover/139096650-288-k975703.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[[ASTRO x WJSN FF]] SANTRI (boleh) JATUH CINTA
FanfictionDawon dan Eunwoo memang tidak seberat perjuangan Adam untuk menemukan Hawa. Tidak pula selama Zulaikhah menunggu kepastian mimpinya bahwa Yusuf adalah takdir yang benar. Dawon dan Eunwoo hanyalah dua anak manusia yang harus mengambil hikmah bahwa y...