ZAWIYAT 2

129 22 46
                                    

#SIDESTORY2

ZHAWIYAT 2

PAYUNG DAN SURAT

.

.

.

Halaman depan masjid sore itu ramai oleh para santriwan yang sedang bermain basket. Akan ada lomba pramuka yang diadakan pesantren lain sehingga para santriwan perwakilan yang akan mengikuti lomba pun melatih diri mereka untuk sub-lomba cabang olahraga.

Minhyun yang juga sudah lelah memegang buku sejak pagi ikut bermain sore itu. Ia tidak begitu jago bermain basket; sekedar bisa. Men-drible bol, membawa bola lalu shoot! Masuk ring. Kebetulan yang tidak terduga, sampai-sampai Jimin yang lebih jago -bahkan menjadi pelatih untuk para junior- sampai tepuk tangan berdiri.

“Tumben bisa masuk.” Jimin menepuk bahu Minhyun bangga. Minhyun hanya mengedikkan bahu, tidak tahu.

Minhyun duduk di pelataran masjid setelah ia rasa cukup ikut bermain untuk melepas penatnya setelah seharian berkutat dengan berbagai macam kitab. Napasnya masih tersengal namun berangsur normal setelah meneguk air putih yang diberikan Jimin. Jimin sendiri kembali fokus pada lathan adik-adik kelasnya.
Minhyun memejamkan matanya sejenak lantas mengusap peluh yang membasahi wajahnya. Diliriknya ke dalam masjid mencari jam yang ternyata menunjukkan waktu hampir pukul setengah lima sore. Minhyun pun bergegas bangkit dan pulang ke rumah.

Sore ini ia ingin mandi di rumah sekalian pinjam buku mba Jisoo untuk belajar. Buku mba Jisoo enak dibuat belajar sebab mba Jisoo rajin mewarnai bagian-bagian penting pembahasan dengan stabilo. Ditambah catatan kaki di bawah kata-kata sukar  yang membuat Minhyun semakin mudah belajar, apalagi tulisan mba Jisoo rapi.
Minhyun dengan santai berjalan pulang ke rumah. Sampai depan rumah, didapatinya dua pasang sandal perempuan. Milik tamu? Atau santriwati? Entahlah, Minhyun tidak begitu ingin tahu siapa pemilik sandal itu. Yang ia inginkan sekarang hanya air untuk menyegarkan tubuhnya yang dibanjiri peluh.

“Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumussalam.”

“Wa’alaikumussalam.”

Didapati Minhyun abah sedang bersama dua orang gadis berhijab di ruang tamu. Dua gadis itu duduk di atas karpet sementara abah di atas sofa; duduk berhadapan. Keduanya pun turut menjawab salam Minhyun tadi. Minhyun mendekat, mencium punggung tangan abah.

“Pulang?” tanya abah.

“Mau mandi. Sama pinjam buku mba Jisoo.” Abah manggut-manggut. Minhyun segera undur diri, ia sempat melirik juga sebundel kertas di atas meja tadi.

Oh, dan salah satu di antara dua gadis tadi sempat mengulas senyum.

Tapi, Minhyun lebih tertarik pada yang satunya. Yang memasang wajah datar.

Karena tak ingin dilanda rasa penasaran, Minhyun nekat mengintip dari balik tirai yang menutupi ruang tamu dan ruang tengah. Abah jelas memunggungi Minhyun sehingga beliau tidak tahu bahwa putranya sedang mencari tahu.

Gadis itu punya mata yang berbinar dan hidung yang mancung. Tulang pipinya menonjol sehingga dagunya lancip dengan rahang yang tegas. Minhyun terpesona, terlebih ketika gadis itu mengulas senyum hingga menampilkan deretan giginya yang rapi setelah dipuji oleh abah.

“Kerja bagus, Jiyeon. Semoga lancar saat presentasi.”
Minhyun mengangguk sebelum beranjak dari pengintaian sebab kedua gadis tadi sudah undur diri.

Namanya Jiyeon.

[****]

“Seongwoo, kali ini aku serius butuh bantuan. Ayolah....”

[[ASTRO x WJSN FF]] SANTRI (boleh) JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang