#12. WHEN YOU LOVE SOMEBODY
.
.
.
“Ayo...ayo pada siap-siap ke masjid. Ukhti Suyeon udah pakai mukena lho tadi.” Dawon baru saja selesai mandi ketika masuk kamar dan mendapati adik-adik kelasnya masih duduk-duduk santai bercanda.
“Iya, ukh....” jawab mereka serentak dan langsung bangkit meraih mukena masing-masing. Benar saja, tak lama kemudian bel tanda masuk masjid untuk jama’ah sholat maghrb berbunyi.
“Lagi ngapain, Chae?”
Pindah ke asrama pusat, Dawon ditempatkan di kamar yang sama dengan Chaeyeon dan Luda. Di kamar hanya ada Chaeyeon yang nampak sibuk membongkar kardus-kardus bukunya sore itu.
“Nyari kitab balaghoh* kelas empat. Aku cari-cari gak ada.” Wajah Chaeyeon terlihat sekali panik. Ia terlihat sangat membutuhkan kitab itu. Dawon bahkan bsa menangkap gurat kemerahan di bawah mata Chaeyeon.
“Dibawa sepupu kamu mungkin, Chae. Seingetku sebelum ujian gelombang satu kemarin kamu bilang dia nyamperin kamu buat minjem buku.” Jawab Dawon yang juga tengah mencari kitab Muthola'ah** kelas dua untuk Amaliyah Tadrisnya.
Chaeyeon menepuk keningnya. “Ya ampun, Won. Bisa-bisanya aku lupa. Ahh, masa iya harus nemuin Jaehyun ke putra?” Nampak raut kesal terpatri jelas di wajah Chaeyeon.
“Besok ikut aku aja yuk. Aku mau nemuin abah buat koreksiin karya tulis. Kamu sekalian nemuin sepupu kamu. Gimana?” Dawon yang sedang duduk mendongak, menunggu persetujuan Chaeyeon.
Kebetulan ia belum punya teman untuk diajak menemui abah, sebab teman sekelompoknya, Luda dan Eunha belum menuntaskan makalah mereka.
Chaeyeon nampak menimang-nimang sejenak sebelum akhirnya ia mengangguk. “Oke deh. Besok habis Ashar aja ya, Won.”
Dawon pun menjawab dengan memberikan ok sign pada jarinya. Chaeyeon pun bergegas keluar kamar untuk menunaikan jama’ah sholat maghrib, meninggalkan Dawon yang masih berhalangan di kamar seorang diri. Dawon memutuskan untuk belajar sambil mengisi waktu kosongnya. Guling yang selalu menemaninya saat tidur malam pun diambilnya dari tumpukan bantal di tengah kamar. Ia duduk bersandar di depan almarinya, mulai membuka kitab Muthola'ahnya.
Sementara belajar, Dawon kembli teringat dua hari lalu ketika ia keluar bersama Sujeong dan bertemu Eunwoo. Dawon belum membuka kotak merah muda pemberian Eunwoo itu. Selain belum sempat, Dawon juga dilanda rasa takut.
Pertama, Dawon takut ketahuan kalau dia dapat pemberian dari santriwan, mengingat hal itu merupakan sesuatu yang amat sangat dilarang.
Kedua, Dawon takut melihat isinya. Ya kalau isinya bagus sih Dawon lega. Tapi bagaimana kalau isinya malah jebakan? Seperti ada cicak atau kodok mati yang muncul dari dalam kotak itu?
Kalau Dawon pikir-pikir lagi, Eunwoo sepertinya bukan tipikal laki-laki yang jahil seperti bayangan akan ketakutannya nomer dua.
Ketiga, Dawon takut kalau isinya bagus, ia jadi berharap lebih.
Paham?
KAMU SEDANG MEMBACA
[[ASTRO x WJSN FF]] SANTRI (boleh) JATUH CINTA
Fiksi PenggemarDawon dan Eunwoo memang tidak seberat perjuangan Adam untuk menemukan Hawa. Tidak pula selama Zulaikhah menunggu kepastian mimpinya bahwa Yusuf adalah takdir yang benar. Dawon dan Eunwoo hanyalah dua anak manusia yang harus mengambil hikmah bahwa y...