KHOOMISAH WA 'ISYRUUN

142 15 10
                                    

KABAR DARI TEMAN

.

.

.

Sore itu dengan wajah panik dan penuh rasa khawatir Eunwoo berlari menyusuri koridor rumah sakit. Ia menerima panggilan dari sang ibu bahwa Kei masuk rumah sakit karena terus mengeluh perutnya sakit selama 3 hari terakhir. Karena ibunya memiliki jadwal pertemuan dengan klien, beliau pun meminta Eunwoo ganti menjaga Kei.

Sampai di rumah sakit dan menemukan ruangan Kei, Eunwoo buru-buru mendekat ke tempat tidur sang kakak yang kini terbaring lemah dengan wajah pucat pasi. Kei masih sadar dan berusaha tersenyum menyambut kedatangan Eunwoo.

"Aku operasi usus buntu besok pagi," ujar Kei dengan suara yang lemah.

"Ya udah gak usah banyak omong. Lemes gitu."

Kei terkekeh dan mengangguk.

"Mau minum?"

"Tadi udah. Disuruh puasa."

Setelah menemani Kei sampai tertidur, Eunwoo untuk keluar mencari mushola. Dia baru ingat belum sholat asar karena langsung bergegas menuju rumah sakit setelah kelas terakhirnya berakhir.

2 bulan sudah berlalu sejak Eunwoo keluar dari pesantren. Dari waktu ke waktu, Eunwoo mulai bisa beradaptasi dengan keadaan dan mulai bisa mengambil hikmah dari setiap apa yang ia alami. Tak perlu jauh-jauh. Eunwoo akhirnya menyadari seberapa besar ia dibutuhkan oleh sang ibu di saat-saat kritis seperti ini.

Kalau Eunwoo masih di pesantren dan Kei masuk rumah sakit seperti ini, siapa yang akan menjaganya? Padahal ibunya sibuk dengan urusan pekerjaan. Kei akan merasa kesepian dan mungkin akan semakin lama baginya untuk sembuh. Kei mungkin akan berpikir bahwa tak ada lagi yang peduli padanya setelah ayahnya meninggal.

Takut Kei terbangun saat ditinggal begini, Eunwoo segera kembali ke ruangan Kei seusai menunaikan sholat asar.

"Eunwoo?" Satu suara menghentikan langkah Eunwoo ketika hanya tersisa beberapa langkah sampai ia tiba di ruangan Kei. Eunwoo pun menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

"Huh? Sujeong?" terka Eunwoo. Gadis berhijab hitam itu mengangguk dan tersenyum.

"Ngapain disini?" tanya Sujeong sembari berjalan mendekati Eunwoo.

"Jagain Mba Kei," jawab Eunwoo.

"Ustadzah Kei?" Sujeong nampak terkejut dan Eunwoo mengangguk. "Pantesan beberapa hari gak kelihatan. Sakit apa?" lanjut Sujeong yang ingin tahu.

"Usus buntu. Besok pagi dioperasi." Sujeong mengangguk paham sembari menggumamkan do'a "Syafahallah."

"Kamu sendiri ngapain ke sini?" Eunwoo balik bertanya karena melihat sebuah map rumah sakit yang dibawa oleh Sujeong.

"Ahh, itu nemenin Papa medical check up. Papa jadi sering ngeluh sakit habis Mama gak ada," jawab Sujeong.

Eunwoo tidak tahu perasaan apa yang kini tengah melandanya begitu bertemu dengan Sujeong. Dengan Sujeong, Eunwoo sudah kerap kali berbincang sehingga tidak begitu canggung rasanya. Dalam hatinya kini bergemuruh satu pertanyaan yang selama ini tak bisa ia ucapkan. Namun, sebisa mungkin Eunwoo menahan diri—

"Dawon bentar lagi selesai hukumannya."—tapi dengan mudah kali ini Eunwoo mendapatkan jawaban.

"Sujeong, boleh minta tolong?"

Sujeong tersenyum dan mengangguk beberapa kali. Tatapan mata Eunwoo yang masiih nampak sedih beberapa saat lalu berubah menjadi penuh harap. Bergegaslah Eunwoo bangkit dari duduknya untuk mengambil secarik kertas dan bolpoin. Namun, hal itu urung ia lakukan ketika Sujeong menahannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[[ASTRO x WJSN FF]] SANTRI (boleh) JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang