TAASI'

109 26 40
                                    

09. BENING
.

.

.

Dawon tidak tahu kalau mamas bening yang membayarkan uang angkot untuknya adalah santriwan kepercayaan ayahnya.

Dawon juga tidak tahu kalau ternyata mamas bening itu mau ke rumahnya untuk bertemu ayahnya; pembimbing amaliyah tadrisnya.

Dawon sudah mengira mamas ini semacam penguntit karena terus berjalan di belakangnya sampai ia tiba di rumah.

"Halah! Pikiran kamu ada-ada aja sih, Won!" Dawon menggeleng beberapa kali.

Disinilah Dawon, dalam kamarnya. Mondar-mandir gelisah dengan ponsel di tangan tergenggam erat. Mamas tadi masih ada di ruang tamu, bersama ayahnya.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamarnya diketuk. Dawon menduga itu ibunya. Buru-buru ia membuka pintu kamar.

"Ada apa sampai sms ibu, hm? Orang ibu cuma di dapur, lho." Ibu Dawon bingung dengan tingkah putrinya yang jadi aneh karena langsung menariknya masuk kamar, lalu menutup pintu kamar lengkap dengan menguncinya juga.

"Ibu...." Dawon memeluk ibunya. Ibunya cukup kaget karena putrinya tidak biasa seperti ini.

"Apa?"

"Dompet Dawon kayaknya ketinggalan di lemari pondok."

"Terus kenapa?" Ibunya bingung. Hanya karena dompet ketinggalan saja, Dawon tidak biasanya panik begini. Hingga akhirnya beliau sadar dan melepaskan diri dari pelukan Dawon "Eh? Tadi naik angkotnya gimana?"

"Nah itu, bu. Tadi Dawon satu angkot sama mamas yang lagi ketemu ayah itu, bu. Dia yang bayarin."

Ibu manggut-manggut. Sekarang paham kenapa putrinya bisa kebingungan begini.

"Ibu gantiin dulu ya uangnya. Kan cuma empat ribu. Gak enak kalau gak diganti." Dawon memohon dengan menangkup kedua telapak tangannya.

"Emangnya dia bilang kalau gak usah ganti?"

"Ya enggak sih, bu. Tapi kelihatannya dia orang yang nolak gitu kalau diganti uangnya cuma empat ribu."

"Sok tahu." Ibu mencubit hidung Dawon. "Ya udah bilang ayah sana. Ibu mau bikinin dia minum dulu."

"Ahhhh ibu." Dawon merengek lagi.

"Ya ampun kenapa lagi?"

"Malu lah Dawon."

"Malu kenapa? Masnya ganteng banget, ya? Dawon suka?" Pipi Dawon memanas tanpa disadarinya.

"Ihh ibu malah godain." Ibu Dawon tidak menjawab melainkan terkekeh melihat tingkah putri semata wayangnya yang panik berhadapan dengan lawan jenis.

"Iya, nanti ibu yang ganti. Istirahat sana. Atau mau makan?"

Dawon menggeleng "Mau tidur aja."

[*****]

Niat awal Eunwoo ingin minta materi amaliyah tadris pada ustadz Woohyun setelah liburan saja.

Apa daya takdir mempertemukannya kembali dengan Dawon bahkan mengantar gadis itu pulang sampai rumah dengan selamat. Tanpa sengaja dan tanpa rencana tentunya. Sekali jalan saja, biar ada alasan. Begitu pikirnya.

Modus.

"Kamu mau buat i'dad amaliyah pas liburan?" Tanya ustadz Woohyun begitu beliau kembali ke ruang tamu dengan sebuah buku nahwu di tangannya.

[[ASTRO x WJSN FF]] SANTRI (boleh) JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang