Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
➳ "Berhenti ngerokok, Jin."
Hyunjin terdiam, sebelum kemudian tertawa terbahak. "Ngomong sama gue, lo?" ucapnya seraya menunjuk rokok yang berada di antara bibir sahabatnya.
"Ini rokok gue yang ketiga. Sedangkan lo udah abis sekotak. Kalo lo sakit gimana nanti, hah? Biaya rumah sakit mahal, goblok." Felix mendengus.
Hyunjin menoleh, menatap sahabatnya yang sama-sama berbaring terlentang di atas kap mobilnya, memandangi langit tanpa bintang, menunggu matahari terbit. "Cie, perhatian sama gue."
"Gue kasian aja sama orang tua lo. Kalo lo masuk rumah sakit nanti, gimana? Lo kira biaya rumah sakit cuma seribu dua ribu?"
"Iya, iya. Bacot banget sih sayang." Hyunjin tertawa. "Bilang aja lo khawatir sama gue."
Felix tak menjawab, namun ia beringsut mendekati Hyunjin yang spontan langsung mengulurkan lengan kirinya untuk dijadikan bantal kepala Felix dan lengan kanannya melingkar di pinggang sahabatnya.
"Manja lo njing," Hyunjin mendecih kecil, mengecupi puncak kepala Felix yang berhelaian pirang.
Felix mengeluarkan suara dengung pelan. "Kapan lo turun lagi?"
"Balapan? Paling besok malem. Kenapa?"
"Gue ikut, boleh?"
Hyunjin kali ini serius menatap sahabatnya. "Tumben. Kenapa lo?"
"Gak boleh ya?"
Hyunjin mendesah jengkel. "Lix, gue tau lo banget. Lo kalo ada apa-apa tuh cerita, jangan tunggu gue bogem dulu baru mau buka mulut."
"Gue butuh uang."
"Yaelah. Butuh berapa? Gue talangin sini." Hyunjin santai merogoh kantong belakang celananya, sebelum kemudian mengingat sesuatu. "Lah? Bentar. Papa mama lo kan tajir melintir? Kenapa gak bilang mereka aja?"
"Gue butuh uang buat beli barang. Penting. Gak bisa gue kasih tau papa sama mama." Felix mendengus.
"Goblok! Lo pemakai sekarang?" Hyunjin menganga, menatap sahabatnya tak percaya.
"Hah?" Felix ikut menatapnya, bingung. "Pemakai, bibir lo jontor! Gue emang nakal, tapi gue gak bego ngerusak tubuh sendiri, anjir. Rendah amat penilaian lo ke gue dah."
Hyunjin cengar-cengir. "Ya kalimat lo sih ambigu. Terus? Lo mau beli apa?"
"Obat diet."
"Diet—?" Hyunjin melepaskan rangkulan tangannya dari pinggang sahabatnya, menatap Felix bolak-balik dari atas ke bawah. "Badan lo udah gini mau pake obat diet? Yang ada lo kayak orang anoreksia, anjir. Gak, gak ada diet-dietan. Gue yang bakal ngomong ke mama lo nanti kalo dia nyuruh lo diet lagi. Awas aja lo kalo berani diet."
"Jin, kawin lari yuk." Felix memandangi matahari yang mulai terbit. "Capek gue sama keadaan."
"Ayo ayo aja gue mah." Hyunjin menyahut asal, mengelus-elus helaian pirang sahabatnya. "Awas nyesel lo tapi."