➳ Flashback to tenth-grader era
Ini hari pertama di SMA, dan Sunwoo terlambat bangun.
Great.
Pemuda itu sudah mengumpat sepanjang perjalanannya ke sekolah, berbagai rutukan sudah digumamkan nyaris ke setiap orang yang berani beradu pandang dengannya.
Rasa-rasanya tidak ada lagi yang lebih buruk dari terburu-buru berangkat ke sekolah, bedesakan di bus, dan berlari ke depan pagar hanya untuk menemukannya sudah ditutup.
"Goddamnit..." Sunwoo bergumam pelan, memandangi pagar yang menjulang setinggi dua meter itu. Di kejauhan dapat dilihatnya seseorang dengan atribut OSIS berlari mendekati pagar dengan wajah sumringah.
Sunwoo mendecih. Tentu saja, anak OSIS baru saja mendapatkan mangsa pertama mereka, dirinya.
"Ngapain kamu telat?!"
Sunwoo memutar bola mata sebelum memaksakan sebuah senyum. "Maaf, kak. Kesiangan."
"Iya saya tau kamu kesiangan!" OSIS perempuan dengan name tag Yeri itu mendelik ke arahnya. "Kamu tau gak ini jam berapa? Niat ikut MOS gak sih kamu? Kalau gak niat, gak usah sekolah di sini!"
Sumpah, kalau dia bukan perempuan, ingin rasanya Sunwoo menghantamkan dahi gadis itu ke pagar yang membatasi mereka. "Maaf, kak."
Yeri memicingkan mata menatapnya, kemudian beranjak untuk membuka pagar. "Masuk kamu! Baris di selatan, sama pelanggar peraturan yang lain!"
Sunwoo hanya mengangguk lalu mengikuti arahan gadis itu. Dia kemudian berbaris di belakang seseorang berambut pirang dengan wajah blasteran.
"Kamu kenapa?" Seorang OSIS lain, kali ini laki-laki, dengan name tag Mark menghampirinya. "Telat ya? Kena jaring sama Yeri?"
Sunwoo mengangguk, sementara Mark beralih menanyai orang yang berbaris di depannya. "Kamu kenapa?"
"Rambut, kak." Si pirang berucap. "Tadi diperingatin sama kak Jihoon karena rambut saya pirang. Padahal alami. Terus saya balikin aja, kenapa tali sepatu dia warnanya hijau neon, bukan hitam kayak peraturan, padahal dia anak OSIS. Eh diseret ke sini."
Sunwoo nyaris tak bisa menahan tawanya.
Mark hanya menggeleng-geleng. "Lain kali, jangan ngelanggar ucapan anak OSIS, ya."
"Gak bisa gitu dong, kak!" Dia bersikukuh. "Namanya juga OSIS, harusnya jadi contoh, dong. Kalo OSISnya aja kayak gitu, gimana murid lain?"
Orang yang berbaris di sebelah si pirang, seorang pemuda jangkung, menyikut pinggangnya. "Awas itu mulut, kena TO* mampus lo."
"Bacot, sayang." Si pirang hanya mendecih tak peduli, kemudian membelalak saat selanjutnya Mark menyuruh mereka semua yang berbaris di sana untuk memutar empat puluh lima derajat dan melakukan push up sebanyak tiga puluh lima kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Candu +Hyunlix
Cerita PendekCandunya Hwang Hyunjin itu cuma tiga. Rokok, balapan, dan Lee Felix. [cover by @ahnegxma]