➳ "KAK MINHO, GUE KETERIMA!"
"Oh," Minho mengusak poninya sendiri dan menguap lebar. Ditatapnya adik sepupunya yang berdiri di balik daun pintu yang baru dibukanya, terlihat sangat ceria. He's indeed a sunshine. "Ya, selamat."
Felix masih tak kehilangan binarnya walau Minho hanya menanggapi seadanya. "Gue keterima kuliah di Aussie lho kak~!" Pemuda itu memutuskan mengulang kalimatnya lagi, karena Minho nampak masih dalam masa trans sehabis bangun tidur. Terbukti dari kedua mata pemuda itu yang hanya terbuka separuh, serta bed hairnya yang mencuat ke sana-sini.
"Iya gue udah denger." Minho mengerjap kesal. Namun sedetik kemudian matanya melebar. "ANJIR LO SERIUSAN KETERIMA? CONGRATS, DEAR!!!" Pemuda yang lebih tua itu melompat ke arah Felix dan memeluknya. "Gila gila gila, ternyata mereka mau juga nerima lo." Minho tersenyum lebar, mengacak poni Felix. Raut bangga tercetak jelas di wajahnya.
Senyum Felix melebar, mengimitasi milik kakak sepupunya. Ada sebuncah luapan perasaan sayang untuk Minho. Pemuda itu benar-benar terlihat senang untuknya. Sangat berbanding terbalik dengan kedua orang tuanya sendiri, yang malah—sudah, lupakan.
"Ayo masuk dulu lo. Sayang mama papa gue lagi keluar kota, mereka pasti seneng kalo denger kabar ini." Minho merangkul bahu adik sepupunya, membawanya masuk ke dalam rumah. "Ntar gue kabarin, mereka pasti heboh."
Felix tertawa kecil melihat semangat Minho. Sejak dulu, keluarga adik ayahnya itu selalu baik padanya. Sayangnya om dan tantenya yang baik hati itu sesibuk orang tuanya sendiri, jadi rasanya sama saja. "Biasa aja kali, kak. Gue cuma diterima kuliah, bukan nyiptain perdamaian dunia."
"Lo keterima di AN, lho. Itu univ paling elit di Aussie. Gue jelas bangga, lah. Ini mesti dirayain, nih. Delivery, kuy. Mau apa? Pizza Hut? McD? Krispy Kreme?"
Felix tertawa. "Mau tiga-tiganya, boleh?"
"Oh boleh, dong!" Minho mengacungkan ibu jarinya. "Ini hari spesial, all about you. Bentar gue ambil hp." Pemuda itu menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua, sementara Felix menjatuhkan diri di sofa depan TV.
Pemuda bersurai pirang itu memainkan ponselnya, memeriksa setiap notifikasi yang ada, kemudian tersenyum saat menemukan notif pesan yang masuk tiga jam lalu.
Si sampah🙊
Heh
Gue masih pengen liat lo besok
Masih punya keinginan wisudaan brg lo
Masih belum bosen liat senyum lo
11.30Jadi jgn pernah berpikir buat nyerah, ok?
(Btw ini remindernya telat, gue baru bangun :v)
11.30Sayang lo
11.31.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Candu +Hyunlix
ContoCandunya Hwang Hyunjin itu cuma tiga. Rokok, balapan, dan Lee Felix. [cover by @ahnegxma]