³√125

59.9K 6.8K 1.4K
                                    

➳ "Udah bangun lo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳ "Udah bangun lo?"

Felix mengerjap, masih berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya, kemudian menoleh ke samping kirinya. Ada Hyunjin yang sedang duduk di kursi di sebelah tempat dia berbaring, dengan sebatang rokok terselip di bibir dan—apa itu, sekilas raut khawatir?

"Lo nungguin gue? Berapa lama?"

Hyunjin mengangguk. "Sebentar doang. Tadi malem pas lo pingsan, gue bawa kesini. Terus gue pulang. Baru juga balik ini."

Namun asbak di nakas yang penuh menyiratkan bahwa Hyunjin menungguinya semalam suntuk tanpa tidur.

"Gue kenapa?"

"Malnutrisi, sama bulimia nervosa. Katanya lo sering muntahin makanan lo? Dokter bilang kerongkongan lo lecet." Hyunjin menyundutkan rokoknya di asbak untuk mematikan apinya. Pemuda itu kemudian menatap Felix tajam. "Kenapa lo ngelanggar janji lo? Lo udah janji ke gue lo gak bakal diet lagi, kan? Dan liat keadaan lo sekarang."

"Jin, sini deh." Felix melambaikan tangan kirinya yang tak diinfus. Hyunjin menurutinya, ia bangkit dari kursi dan mendekati sahabatnya itu.

"Kenapa?"

"Lebih deket lagi,"

Hyunjin menurut. Ia menunduk untuk menyejajarkan wajahnya dengan wajah Felix yang berbaring. "Gini?"

Felix mengangguk, kemudian tanpa aba-aba ia meninju pipi kanan Hyunjin dengan kepalan tangannya hingga lelaki itu terdorong mundur.

"Bangsat!" Hyunjin menyeka sudut bibirnya yang mulai berdarah. Ia menarik kerah baju Felix hingga pemuda itu terduduk. "Lo kenapa sih, sat?!"

"Lo itu yang kenapa!" Felix balas berteriak. "Kenapa lo boleh ngelanggar janji, sedangkan gue enggak? Kemana aja lo selama ini? Kenapa lo ngehindarin gue?" Suara pemuda itu mengecil, teredam oleh tangis. "Padahal lo tau... Gue cuma punya lo... Tapi lo seakan mau menghilang gitu aja dari hidup gue. Gue gak punya siapapun yang peduli ke gue selain lo, Jin. Tapi lo ngebuang gue gitu aja. Segitu gampangnya lo lupain persahabatan kita selama ini?"

Hyunjin memejamkan mata. Rasanya hatinya lebih sakit daripada pipinya yang ditinju Felix, melihat sahabatnya yang masih sangat dia cintai, menangis karenanya.

Perlahan dia melangkah mendekati Felix, kemudian memeluk pemuda pirang itu, membiarkan Felix menangis di dadanya. "Gue gak ngebuang lo..." ucapnya pelan.

"Tapi lo ngehindarin gue!"

"Lo gak tau rasanya!" Hyunjin mengeritkan giginya saat Felix berjengit takut mendengar perubahan nada bicaranya. "Gue bukan cuma sekedar suka sama lo, lebih dari itu. Jauh, saat kita cuma dua bocah yang kerjaannya ngisengin orang, jauh sebelum itu, gue udah suka sama lo. Dan lo gak tau rasanya, saat orang yang lo suka terus berada di deket lo, tapi gak bisa lo miliki."

"Kasih tau gue harus apa, Jin. Biar lo gak pergi dari sisi gue."

"Gak ada, karena gue sadar, dari awal, gue yang salah. Gak seharusnya gue jatuh cinta sama lo, Lix." Hyunjin mengulas senyum miris. "Lucu, ya? Hwang Hyunjin yang playboy, yang kedip dikit aja langsung bisa dapet cewek, malah punya kisah cinta bertepuk sebelah tangan. Sama sahabatnya sendiri, lagi."

[1/2] Candu +HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang