√-676

32.7K 4.5K 1.1K
                                    

➳ "PAPA!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳ "PAPA!"

Hyunjin tersenyum, merentangkan kedua tangannya sehingga anak lelaki berusia tujuh tahun dengan mata sipit dan suara cempreng khas anak kecil itu melompat untuk memeluknya.

"Papa kemana aja? Aku kesepian," Bocah itu memasang pout lucunya.

Hyunjin tertawa kecil, kemudian mengecup pipi gembul anak itu. "Kesepian? Where's mom?"

"Mom sibuk. Dia mengabaikan aku." Anak itu mengadu sembari mengepalkan tangan kecilnya. "Mom sibuk dengan laptopnya!"

Hyunjin tertawa sekali lagi, menjatuhkan tas yang dibawanya, kemudian menggendong bocah itu. "Nah, Xin Long. Ayo kita ganggu mom."

Sang bocah memekik senang saat Hyunjin menggendongnya. Pemuda itu melangkahkan kaki ke arah ruang makan unit apartmentnya, yang masih terang benderang walau saat itu sudah lewat jam makan malam.

Dan benar saja, di salah satu kursi makan, Felix duduk menghadap layar laptopnya dengan wajah suntuk dan berkali-kali menguap. Ada sebuah cangkir berisi kopi yang sudah tidak lagi panas di dekatnya.

"Mommy!" Xin Long memekik ceria saat Hyunjin menurunkannya di atas meja. Bocah itu dengan cepat duduk di samping laptop Felix, mengayun-ayunkan kakinya semangat. "Mommy notice me," rajuknya.

Felix mengangkat kepala, tersenyum namun dengan kening mengerut. "Xin Long, i'm not your mom. Panggil 'kak', ok?"

"But Papa said i can call you mommy!" Bocah itu mengadu, menunjuk-nunjuk Hyunjin yang sibuk di counter dapur memanaskan semangkuk mac n cheese di microwave.

"Papa?" Felix mengernyit, kemudian memutar badan untuk menghadap Hyunjin yang cengar-cengir. Felix menelan kembali umpatan yang sudah berada di ujung lidahnya saat mengingat masih ada bocah di bawah umur di sana. "Jangan ngajarin Xin Long yang enggak-enggak!" desisnya sebal.

Hyunjin terkekeh pelan, membawa mangkuk mac n cheesenya kemudian menarik kursi untuk duduk di sebelah Felix. Dia mengusak poni sewarna buah peach milik tunangannya itu sebelum menyuapkan sesendok makaroni pada Felix.

Ah, tunangan.

Kalau sebelas tahun lalu, saat mereka berdua masih menjadi bocah iseng berumur tujuh tahun, Hyunjin pasti akan terbahak jika ada orang yang berkata bahwa di masa depan dia akan bertunangan dengan Felix. Konsep itu terlalu abstrak untuk dirinya yang dulu. Felix memang memiliki tempat khusus di hatinya, tapi untuk hubungan romantis, Hyunjin yang dulu tak pernah memikirkannya.

"Ngerjain laporan lagi?" Hyunjin memandangnya khawatir, sembari menyuapkan sesendok terakhir makaroni kepada Felix yang matanya masih terpaku ke layar laptop.

Felix mengangguk. "Capek gak?" Pemuda itu mengalihkan pandang ke arah Hyunjin. "Ajak Xin Long tidur, gih. Gue kayaknya mau begadang aja sampai pagi. Deadlinenya besok siang ini."

[1/2] Candu +HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang