Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
➳ "Pulang bareng gak?"
Felix melirik sekilas ke arah sahabatnya sebelum memasukkan buku-bukunya ke dalam tas kemudian menyandangnya di bahu. "Kayaknya enggak deh. Gue mau basket dulu. Ada dbl bulan depan."
"Duh iya deh, yang kapten." Hyunjin mengulurkan tangan untuk menyubit kedua pipi Felix. "Perlu gue tungguin gak?"
"Gak usah, kayaknya sampai sore. Lo pulang aja gih."
"Dih, ngusir." Hyunjin tertawa. "Pulang sama siapa entar?"
"Kak Minho, katanya. Gak tau deh jadi apa enggak." Felix memutar bola matanya, mengingat sepupunya yang hobi mengingkari janji itu. "Lo tau sendiri dia tukang php."
"Kalo dia gak jadi jemput, telepon gue. Ok?"
"Siap,"
"Gue duluan," Hyunjin menunduk untuk mengecup kening Felix, kemudian melambai singkat padanya dan beranjak keluar kelas.
Felix seketika menutup mulutnya, rona merah merambati pipinya. "Hyunjin bangsat."
.
[Candu]
.
"WOI CAPT, OPER WOI! UDAH LEBIH DARI TIGA LANGKAH NOH!"
"Sabar, sat!" Felix mendengus, mendribble bola basketnya beberapa kali sebelum kemudian mengopernya pada teman setimnya.
Guanlin menangkap bola yang dioper Felix padanya, kemudian melakukan pivot untuk menghindari Eric yang hendak merebut bola. Setelah itu dia melakukan lay up dan berusaha memasukkan bola itu ke dalam ring.
Gerakannya memang bagus, namun dia menggunakan terlalu banyak power sehingga bukannya masuk ke dalam ring, bola itu malah melenting jauh dari papan ring hingga mendarat di pinggir lapangan.
"WOO! GUANLIN MAENNYA CACAT!" Baejin, teman setimnya, berteriak kuat dari ujung lapangan yang satunya.
"Fokus Lin, fokus! Jangan meleng dulu lo!" Jisung sengaja berlari mendekati Guanlin untuk memukul belakang kepalanya. "Minum aqua sono!"
"Pulang aja lo pulang Lin!" Eric tertawa, meletakkan tangannya di sekitar mulut untuk membuat suaranya makin kuat. "Minta jatah dulu sana ke Seonho!"
"TIANG TAIWAN FOKUS LO NJING!" Donghyuck berteriak. "Malu sama tinggi badan, noh!"
"Bacot semuaaa!" Guanlin mengerang, balik memukul bahu Jisung sebelum kemudian berlari ke pinggir lapangan untuk mengambil bola basketnya.
Felix tertawa, kemudian berlari menyusul Guanlin. "Fokus woi. Dbl bulan depan, nih. Bisa abis kita kalo lo gitu terus."
"Gue udah fokus, capt. Tetep aja gitu." Guanlin memutar bola matanya. Dia memang kurang ajar, namun bagaimanapun, Felix adalah kakak kelas sekaligus kapten timnya. Setidaknya dia masih memiliki sedikit respect pada pemuda itu.