Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
➳ "Siyeon?"
Dua di antara tiga pemuda itu sepenuhnya menganga memandangi penampilan gadis itu. Siyeon... Berbeda sekali dari yang mereka tahu.
Siyeon di sekolah adalah siswi yang polos dan disiplin, seragamnya selalu tersetrika rapi dan roknya tidak pernah ada di atas lutut. Namun Siyeon yang sekarang, terlihat bad sekali. Gadis itu mengenakan crop tee berwarna putih dan celana super pendek yang senada.
Tanpa sadar Felix menarik sudut bibirnya ke atas, membentuk senyuman. Matanya menyipit dalam kebencian, hingga Hyunjin yang berdiri di sampingnya bergidik ngeri.
"Hai—" Pemuda pirang berujar dengan nada yang terdengar diriang-riangkan. "—Princess. Wow. Gue kaget. Beneran nih, haha."
"Ada sesuatu yang gue gak tau?" Hyunjin mengulurkan tangan untuk memeluk pinggang Felix dari belakang, untuk menyamarkan bisikannya.
Felix mengangguk, balas membisikkan, "Ntar gue ceritain," dari sudut bibirnyasebelum kembali menghadap Siyeon dan Changbin. "Cewek ini siapa lo, Bin?"
"Oh," Changbin nampaknya tak menyadari perubahan ekspresi wajah Felix, karena dia hanya melanjutkan pembicaraannya dengan nada biasa. "Ini Siyeon, sepupu gue. Maminya nitipin dia ke gue buat seminggu, taunya nih anak ngotot ngikutin gue ke sini."
Felix memandangi gadis itu dari atas ke bawah dengan pandangan sekurang ajar yang dia bisa. Pemuda itu kemudian bersiul. "Boleh juga," Felix memiringkan kepalanya, tersenyum. "Hyunjin mau turun, bisa gak taruhannya dia?"
Siyeon membelalak, Changbin mengernyit tak mengerti, dan Hyunjin menaikkan alis menatap Felix bingung.
"Sori kalo gue salah paham. Tapi maksud lo—?"
"Simple. Hyunjin ngelawan anak buah lo—atau lo sekalian juga gak masalah, taruhannya cewek itu. Dan kartu kredit gue," Felix merogoh dompetnya dan melambaikan kartu kredit platinumnya. "Gimana?"
Hyunjin makin mengeratkan pelukannya pada Felix, berbisik di telinganya. "Lix—lo gak serius, kan?"
Felix tersenyum saat menyadari mata Siyeon menyipit menatapnya dan Hyunjin. Pemuda itu lalu memutar tubuh dan menangkup pipi sahabatnya. "I need to take revenge on that bitch," bisiknya. "You think you can do it?"
Hyunjin mengernyit, namun kemudian terkekeh. "Please," Pemuda itu memutar bola matanya. "This race has become my home since i was thirteen. I can do it even with both my eyes close."
Felix sedikit berjinjit untuk memberi kecupan di pipi sahabatnya. "There you go."
"No." Changbin menggeleng. "Maminya nitipin dia ke gue. Gue gak bisa jadiin dia taruhan."