➳ "Ayo latihan lagi! Semangat, gaes! Jangan cuma gara-gara gak ada gue, lo jadi pada galau."
Guanlin, Eric, dan Baejin tertawa saat Donghyuck berteriak-teriak dari pinggir lapangan. Kaki pemuda itu masih dibalut perban, hasil kecerobohannya sendiri yang terjatuh dari tangga sekolah, entah bagaimana. Karena itu, dia yang sebenarnya adalah anggota inti tim basket harus digantikan oleh orang lain.
"Ok! Mulai, mulai!" Donghyuck bersiul —menggantikan suara peluit, lalu melemparkan bola basket yang digenggamnya ke tengah lapangan. Bola itu langsung diambil alih oleh Eric yang dengan gesit berlari menghindari yang lain.
"ERIC! OPER! Jangan lebih dari tiga langkah, inget!" Donghyuck berteriak-teriak heboh dan berlaku seperti coach dari pinggir lapangan.
Eric hanya tertawa, kemudian mengoper bola pada seorang siswa pengganti Donghyuck, yang setelah mendribble beberapa kali dan melakukan pivot sekali, mengopernya pada Felix.
"Capt!"
Bruk
"Aduh!"
"WOI WOI BERHENTI WOI! SI FELIX KENAPA TUH!" Donghyuck meletakkan tangan di sekeliling mulutnya membentuk corong, lalu menunjuk-nunjuk Felix yang masih terduduk setelah bola basket itu menghantam tubuhnya karena dia tak mengantisipasinya. Sialnya, mereka sedang berlatih di lapangan outdoor, yang terbuat dari semen keras.
"Lo gak apa-apa?" Baejin mengulurkan tangannya pada Felix, yang mengaduh saat pemuda kurus itu membantunya bangun.
"Fokus lo, anying!" Guanlin menjitak kepala Felix. "Itu kan gerakan gampang, masa' lo gak bisa nangkep, sih?"
Sementara sang siswa pengganti Donghyuck tersenyum gugup. "Maaf ya capt."
Felix masih meringis sembari memperhatikan luka-luka di kakinya. "Ye santai dong lo bangsat!" Dia mendelik pada Guanlin, sebelum kemudian menoleh pada sang siswa pengganti. "Eh? Lo siapa ya?"
"Noh kan lo gak fokus! Mikirin siapa sih lo?" Guanlin menjitak kepala Felix lagi. "Ini penggantinya si Haechan, nih. Direkomendasiin sama si coach sendiri. Walau dia gak ikut ekskul basket, dia mantan atlet daerah. Kan tadi udah kenalan dia."
Felix mendengus mengabaikan Guanlin. "Nama lo siapa?"
"Midam, Lee Midam." Pemuda itu menggaruk tengkuknya. "Soal yang tadi, maaf banget ya."
"Sans, gue aja yang gak fokus. Lemparan lo bagus, kok." Felix melambaikan tangannya santai. "Yok, lanjut lagi!" Pemuda itu berusaha untuk melangkah, namun nyaris terjatuh lagi kalau Eric dan Baejin tidak menahannya.
"Capt, lutut lo berdarah tuh." Eric menunjuk lutut Felix. Darah memang mulai mengalir dari luka tadi. "Gak kerasa sakit, apa?"
Felix tersenyum getir. "Gak kerasa, udah biasa, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Candu +Hyunlix
NouvellesCandunya Hwang Hyunjin itu cuma tiga. Rokok, balapan, dan Lee Felix. [cover by @ahnegxma]