➳ "CAPT, BURUAN SINI!"
"GAK MAU!!!" Felix terbahak seraya mempercepat larinya, menghindari anggota tim basketnya yang mengejar-ngejarnya sedari tadi. Masing-masing dari mereka menggenggam sekaleng cat semprot dan spidol, saling mengejar dan mencoreti seragam satu sama lain.
"Woi ah capt gak adil, nih! Masa' lo boleh nyoret seragam gue tapi gue gak boleh nanda tanganin seragam lo?" Donghyuck merengut sembari masih berusaha mengejarnya. "Sini gue tanda tanganin, capt! Nanti kalo gue jadi artis, minta tanda tangan gue aja mesti bayar mahal, lho!"
Felix berbalik, menjulurkan lidahnya ke arah Donghyuck. "Emang ada agensi yang mau ngerekrut lo?"
"Anjir kalo ngomong jangan terlalu jujur napa!"
Felix tertawa lagi saat Donghyuck menghentakkan kakinya kesal dan akhirnya berbalik untuk mencari orang lain untuk dicoret. Pemuda yang kini berhelaian peach itu kemudian berjalan menjauh, berusaha menghindari resiko dikejar-kejar lagi.
"Eits,"
Felix mengaduh kala kepalanya menabrak punggung seseorang, saking tidak fokusnya dia. Orang yang ditabraknya berbalik menghadapnya dan tersenyum.
"Hei, capt."
"Oh," Felix tersenyum lega. "Hei, Dam. Ngapain?"
Sang pemuda tinggi yang diajaknya bicara hanya tersenyum. "Biasa, lah." Midam tersenyum makin lebar—mencurigakan, sebelum kemudian mengguncangkan kaleng cat semprot di tangan kirinya, lalu dengan cepat menyemprotkannya ke rambut Felix dan buru-buru pergi sembari tertawa-tawa. "MAAF BANGET YA CAPT, GUE DISURUH HAECHAN!"
Felix terdiam dengan kedua mata mebelalak dan mulut yang menganga. Ia masih tak bisa mencerna apa yang terjadi saking cepatnya kejadian tersebut. Pemuda itu buru-buru berkaca di layar ponselnya, dan merengut seketika saat melihat warna biru metalik melintang di poninya.
"MIDAM BANGSAAAT!"
.
[Candu]
.
Hari itu pengumuman kelulusan.
Sejak pagi, bahkan sebelum rapat guru untuk membicarakan kelulusan dimulai, para siswa dan siswi sudah kompak membawa cat semprot dan spidol. Beberapa dari mereka yang memiliki bakat seni bahkan sudah menggambari bagian punggung seragam mereka sendiri dengan gambar-gambar artistik yang membuat Felix iri.
Rencana Felix hari itu awalnya adalah bersembunyi di ruang ganti klub basket hingga pengumuman kelulusan, perpisahan, dan acara pentas seni dimulai. Dia hanya ingin menghindari keliaran teman-temannya yang terlalu hype dengan tradisi 'mencoret baju sebagai tanda kelulusan'.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Candu +Hyunlix
Short StoryCandunya Hwang Hyunjin itu cuma tiga. Rokok, balapan, dan Lee Felix. [cover by @ahnegxma]