✘exp(3)✘

59K 5.2K 1.1K
                                    

✘warn!✘

➳ "I love you, because you can love me when i can't even love myself

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳ "I love you, because you can love me when i can't even love myself."

Hyunjin tersenyum, mengulurkan tangan untuk menangkup kedua pipi Felix kemudian mengecup keningnya. "Lo udah tau kalo gue sayang banget sama lo, kan?"

Felix mengangguk.

Hyunjin menggunakan ibu jarinya untuk menghapus titik air mata di ujung mata pemuda itu, kemudian mengecup masing-masing kelopak mata sahabatnya. "Asal lo tau aja, gue gak pernah sayang sama orang sebegininya. Sama sekali gak pernah."

"Gue tau." Felix menjatuhkan siletnya ke lantai lalu menendangnya hingga melenting jauh ke dalam kolong tempat tidur. Pemuda pirang itu lalu mengalungkan lengannya di sekeliling leher Hyunjin, menempelkan dahinya dengan dahi Hyunjin. "Love me for tonight, Hyunjin." bisiknya pelan.

Hyunjin merengkuh pinggang sahabatnya, memberikan kecupan lembut di bibirnya. "Not only for tonight, i'll always love you."

.

[Candu]

.

Felix belum pernah merasa dicintai.

Selama tujuh belas tahun hidupnya, dia tak pernah mendapatkan kasih sayang yang sesungguhnya. Entah itu dari orang tuanya, atau bahkan dari para pengagumnya.

Felix besar dengan trauma masa lalu. Dia menyaksikan hubungan harmonis kedua orang tuanya di hadapan publik, yang sebenarnya tidak lebih dari sekedar formalitas belaka. Selama ini, dia terus mencari arti cinta yang sesungguhnya. Dia tak pernah mengencani satu pun orang yang menunjukkan ketertarikan padanya, semata-mata karena belum ada seorang pun yang dapat menawarkan padanya janji yang realistis.

Janji tentang sebuah hubungan yang hangat, yang tidak sempurna namun saling menerima. Bukan sekedar kata-kata manis atau imbuhan 'selamanya' yang sudah pasti fana.

Felix mungkin selama ini terlalu buta. Dia mencari, dan terus mencari, tanpa tahu dari dulu dia sudah memilikinya.

Dan sekarang, menatap manik mata jernih milik pemuda yang berhasil meruntuhkan egonya, Felix bertanya-tanya sendiri, mengapa ia bisa begitu alpa selama ini?

"Makasih," Felix tanpa sadar bergumam pelan, saat Hyunjin merengkuhnya dan membaringkannya di atas ranjang. "For not giving up on me."

Hyunjin tersenyum, mulai melepaskan kancing kemeja flanel Felix satu per satu. "I've promised. And apparently, i cannot give up on you."

Pemuda bersurai gelap itu kemudian menanggalkan kemeja Felix, membuatnya sedikit bergidik ketika suhu dingin kamar menyapa kulit telanjangnya. Hyunjin menunduk, mengecupi rahang Felix dan menyeret ciumannya ke arah perpotongan leher sahabatnya. Lengan Felix yang terkalung di leher Hyunjin beranjak untuk meremat pelan surai gelapnya saat pemuda itu menyesap lembut salah satu titik di atas tulang selangka Felix.

[1/2] Candu +HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang