➳ "Jadi, yang ini gimana?"
Felix melirik sebentar ke halaman buku yang disodorkan sahabatnya sebelum kembali menekuni layar laptopnya. "Pakai eine."
Hyunjin mengerutkan kening. "Bukan ein?"
Si pirang menghela nafas lalu memandangnya sebal. Ini sudah entah keberapa kalinya dia mengajarkan hal yang sama pada Hyunjin, namun pemuda itu tak juga mengerti. "Ini Frau, Jin. Cewek. Jadi pakainya eine, bukan ein."
Yang bersurai gelap masih memasang raut wajah kebingungan. "Kenapa harus beda? Kan artinya sama? Wah, Jerman diskriminasi terhadap wanita!"
Felix yang terlanjur gemas, nyaris melempar mouse yang dipegangnya. "Diskriminasi apaan anjir! Emang gitu aturannya, astaga. Capek gue."
Hyunjin terbahak, lalu berkelit saat Felix hendak menendang kakinya dari bawah meja. Pemuda itu memajukan tubuh, dengan wajah bertumpu pada kedua siku di atas meja, lalu berbisik di depan wajah Felix. "Jangan capek sama gue, gue gak punya siapapun selain lo."
"Bodo amat!" Felix mendorong dahi Hyunjin menjauh dengan jari telunjuknya. "Belajar lagi sana! Gue gak mau bantuin pas ujian ntar, ya."
"Halah, tinggal bahasa Jerman doang, gampang." Pemuda bersurai gelap itu berujar santai, kembali membaca bukunya. "Terus kalo Sie ini, artinya dia, ya? Berarti pakai ist?"
Felix menutup buku tengah dibacanya. "Katanya gampang? Ngapain nanya?"
"Buset galak bener, ibu bos." Hyunjin cengar-cengir, yang dihadiahi delikan dari Felix. "Hehe, bantuin gue dong. Lo kan udah selesai semua ujiannya."
Felix menghela nafas. "Makanya belajar, Hyunjiiiiin. Gue tau lo udah pinter kalo soal matematika, sains, sama ilmu eksak lainnya, tapi linguistik juga perlu dipelajari, tau. Masa' bahasa Jerman aja lo mesti remidi?" Pemuda itu mendengus ke arah sahabatnya yang masih setia memasang cengiran bodoh itu di wajah.
"Lagian bahasa Jerman ribet. Kenapa dulu gue gak ambil peminatan Jepang, ya." Pemuda bersurai gelap itu memandangi langit-langit . "Ah tapi ntar gue gak bisa sekelas sama lo."
Felix mengabaikan kalimat terakhirnya. "Sok mau ngambil peminatan Jepang, kayak yang bisa aja."
"Bisa dong," Hyunjin tersenyum lebar, kemudian memasang ekspresi wajah aneh, dengan menutup kedua mata dan menjulurkan lidah. "Senpai, kimochi ne~"
"GOBLOK!" Felix menendang kaki Hyunjin kuat-kuat dari bawah meja. "Mau muntah gue liat lo ahegao*."
Hyunjin mengaduh namun terbahak. "Maaf-maaf. Nah tapi jawaban gue tadi bener kan?"
Felix menghela nafas lagi sebelum menjawab. "Ini Sie, huruf s nya besar, itu tandanya artinya kamu, tapi formal. Jadi pakainya sind, bukan ist. Kalo sie yang s nya kecil, baru pakai ist."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Candu +Hyunlix
Short StoryCandunya Hwang Hyunjin itu cuma tiga. Rokok, balapan, dan Lee Felix. [cover by @ahnegxma]