2. Pertemuan Tidak Terduga

6.6K 578 6
                                    

Siang ini Mama Park sibuk di dapur. Wanita paruh baya itu sedang menyiapkan masakan spesial karena malam nanti Chanyeol akan mengenalkan calon istrinya.

"Mama sedang apa?" tanya Chanyeol yang berdiri di belakangnya.

"Mama sedang memasak makanan kesukaanmu. Mama harap calon istrimu juga menyukainya"

Mama Park memasak rendang dan soto ayam. Chanyeol tersenyum tipis melihat makanan kesukaannya. Valerry tidak mungkin mau memakan semua makanan itu karena dia sangat menjaga bentuk tubuhnya.

Chanyeol mencomot tahu goreng yang masih hangat. Gurih, rasanya akan lebih enak jika ditambah sambal.

"Oh, ya. Mama tadi memesan kue di La Costa kafe. Tolong ambilkan, ya?

"Kenapa tidak delivery saja, sih?" Chanyeol malah balik bertanya. Dia sedang malas keluar rumah karena nanti sore harus menjemput Valerry.

"Mama tadi terlanjur bilang akan mengambilnya. Bagaimana, dong?"

"Berapa nomor telepon kafenya? Chanyeol akan meminta mereka untuk mengantarnya"

Mama Park mengeluarkan ponsel, mencari nomor telepon La Costa kafe. Setelah ketemu, wanita itu segera menunjukkan ke Chanyeol.

Chanyeol menekan beberapa angka di layar ponselnya.

"Halo!"

❄❄❄

Telepon kafe berbunyi nyaring. Semua karyawan terlihat sibuk dengan pekerjaanya masing-masing. Aeris yang baru saja mengantar minuman di meja nomor dua belas pun segera menerima telepon itu.

"La Costa Cake and Cafe. Ada yang bisa kami bantu?" ucap Aeris ramah.

"Toling antarkan kue pesanan mama saya."

"Di mana alamatnya, Pak?" Aeris menjepit gagang telepon di antara leher dan bahu. Sementara tangannya sibuk mengambil sebuah catatan kecil dan bolpoin yang ada di atas meja.

"Jalan Kenangan nomor enam puluh satu."

"Jalan Kenanga, nomor enam puluh satu," ulang Aeris saat si penelepon menyebut alamat rumahnya.

"Heem."

"Kami akan segera mengantarnya. Terima kasih." Aeris menutup telepon itu.

"Ada apa, Ai?" tanya Sehun setelah menaruh piring kotor di belakang.

"Pesanan kue atas nama Mama Park minta segera diantar."

Sehun memperhatikan semua karyawannya. Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Hanya dia dan Aeris yang sedang santai.

"Aku saja ya, yang mengantar pesanan Mama Park?"

"Jangan!" jawab Sehun cepat. Dia tidak ingin Aeris mengantar kue itu karena jarak rumah si pemesan lumayan jauh.

"Aku a ..." Sehun tidak melanjutkan kata-katanya karena ponselnya tiba-tiba berdering. Telepon dari perusahaan. Sehun pun menjauh karena tidak ingin Aeris mendengar pembicaraannya.

Aeris menatap Sehun heran. Selama ini Sehun selalu menjauh saat menerima telepon. Siapa yang menelepon Sehun? Apa itu kekasihnya? Batin Aeris bertanya.

Aeris mengangkat bahu acuh. Untuk apa dia memikirkannya. Lebih baik dia segera mengantar kue pesanan Mama Park.

❄❄❄

"Hati-hati bawa motornya, Ris." Devan mengingatkan Aeris yang akan mengantar kue pesanan Mama Park.

Aeris mengangkat dua jari jempolnya ke atas, menjalankan motor dengan hati-hati menuju rumah Mama Park. Kedua matanya menatap ke sekeliling dengan takjub. Jalan Kenanga ternyata sebuah perumahan elit. Hanya ada sepuluh rumah yang berdiri di perumahan itu. Semua terlihat mewah dan berkelas. Aeris tanpa sadar berdecak kagum saat melihatnya.

Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang