Napas Sehun terdengar teratur. Lelaki itu sudah tidur. Namun, tidak dengan Aeris. Wanita itu tidak bisa tidur, memikirkan apa yang telah dia lakukan dengan Sehun barusan. Bagaimana mungkin Aeris berani bercinta dengan Sehun? Padahal Sehun saudaranya sendiri. Apa dia sudah gila?
Aeris mengusap wajah kasar. Dia telah melakukan dosa yang sangat besar.
"Tuhan, aku takut," gumamnya pelan.
Aeris tidak tahu apa yang harus melakukan sekarang. Tubuhnya kotor. Aeris seperti jalang yang menjual tubuh di luar sana.
"Apa yang harus kulakukan, Tuhan?" Butiran bening itu turun membasahi pipi Aeris. Sebagai seorang istri dia tidak bisa menjaga diri dengan baik. Chanyeol pasti sangat kecewa. Namun, kenapa dia masih memikirkan Chanyeol? Bukankah pernikahannya sebentar lagi akan berakhir? Lagi pula Chanyeol masih memiliki istri yang lain. Apa yang harus dia sesalkan? Semua telah terjadi. Aeris tidak mungkin bisa memutar waktu untuk memperbaiki kesalahannya.
Aeris menyingkirkan tangan Sehun yang melingkari perutnya. Sehun menggeliat pelan karena merasa tidurnya terganggu. Namun, tidak lama napas Sehun kembali teratur. Sehun kembali tidur.
Aeris beranjak pelan menuju kamar mandi. Dia ingin menghilangkan jejak Sehun di tubuhnya. Aeris merasa kotor dan jijik dengan tubuhnya sendiri. Kenapa dia tidak bisa menahan diri? Apa karena cinta itu masih ada untuk Sehun. Ah, persetan dengan cinta.
Cinta tidak pernah salah, tapi napsu yang telah menghancurkan segalanya.
Selesai membersihkan diri dan memakai baju. Aeris mengeluarkan semua pakaiannya dari lemari lantas memasukkan ke dalam koper dengan pelan agar tidak membangunkan Sehun. Aeris ingin pergi meninggalkan mansion keluarga Oh. Bagaimana pun juga Sehun masih mempunyai tempat spesial di hati Aeris.
Aeris tidak ingin melakukan kesalahan lagi. Pergi jauh dari Sehun mungkin jalan yang paling baik mereka.Aeris menarik napas dalam-dalam, melihat Sehun yang tidur lelap dengan bertelanjang dada. Air mata itu kembali jatuh membasahi pipinya ketika tengingat dosa yang baru saja mereka lakukan.
"Aku dan kamu sama-sama bersalah. Maaf aku harus pergi. Kuharap Tuhan selalu melindungi dan memberimu kebahagiaan. Selamat tinggal." Aeris menghapus air mata di pipinya. Pelan dia mendekat, memberi kecupan manis di kening Sehun sebagai salam perpisahan.
❄❄❄
Chanyeol gelisah. Setelah kembali dari Singapura dia tidak menemukan Aeris ada di rumah. Wanita itu pergi dan membawa semua pakaiannya sejak seminggu yang lalu setelah kematian Dylan. Chanyeol cemas karena Aeris sedang mengandung bayinya.
"Aku menemukan ini di kamar Aeris." Valerry duduk di samping Chanyeol. Model cantik utu menunjukkan sebuah buku rekening dan surat ke Chanyeol. Mereka pun segera membaca surat tersebut.
Untuk: Nyonya Valerry & Tuan Chanyeol
Saya mohon maaf karena mengecewakan Tuan dan Nyonya. Saya tidak bisa memberikan anak ini pada kalian. Anak ini adalah harta paling berhaga bagi saya yang tidak bisa dinilai dengan apa pun. Maaf jika saya melanggar perjanjian yang telah kita sepakati. Saya berjanji akan mengganti uang yang telah Nyonya Valerry berikan secepatnya. Sekali lagi saya mohon maaf.
~Aeris~
"Berengsek!" Valerry meremas surat itu erat-erat . Aeris pergi, padahal bayi dalam kandungan wanita itu adalah tambang emasnya. Valerry bersumpah akan menemukan Aeris dan membuat perhitungan.
Chanyeol hanya bisa menarik napas panjang. Lelaki itu memejamkan kedua mata erat, berusaha mengusir pusing yang tiba-tiba menyerang kepalanya. Aeris pasti sangat terpukul atas kematian Dylan. Padahal wanita itu sudah rela menjadi istri kedua demi kesembuhan adiknya. Namun, takdir berkata lain, Tuhan ternyata lebih menyayangi Dylan. Aeris pasti merasa sangat kehilangan. Mungkin karena alasan itulah Aeris tidak ingin menyerahkan bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Wife
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa follow authornya] Aeris Mellody Arkhana, gadis yang akrab dipanggil Aeris itu sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan adiknya. Apa pun akan Aeris lakukan agar adiknya bisa sembuh. Termasuk menjadi istri kedua dari Par...