'Aku tidak pernah menyesal sempat memilikimu, Aeris'
~Park Chanyeol~
Aeris dan Chanyeol sedang berada di sebuah rumah sakit. Hari ini jadwal Aeris untuk memeriksakan kandungan. Ini kali pertama Chanyeol menemani Aeris memeriksakan kehamilan. Dia merasa sangat bersalah karena membiarkan Aeris memeriksakan kandungan seorang diri. Padahal bayi yang sedang dikandung Aeris juga darah dagingnya.
Chanyeol sangat menyesal. Dia terus menggenggam jemari Aeris saat melakukan USG. Di layar monitor terlihat jelas gambar buah hati mereka yang tumbuh sehat di rahim Aeris. Aeris dan Chanyeol terharu melihatnya. Mereka merasa begitu bahagia karena sebentar lagi akan menjadi orangtua.
Chanyeol mengecup perut Aeris dengan penuh sayang, menyapa buah hatinya. "Sehat terus ya, Nak."
Aeris terenyuh melihat Chanyeol yang begitu menyayangi buah hatinya.
"Terima kasih." Chanyeol mengecup kening Aeris begitu lama dan dalam. Dia merasa sangat beruntung memiliki istri seperti Aeris dan wanita itulah yang menjadi ibu dari anaknya.
"Aku akan menebus resep dulu. Kamu tunggu di sini sebentar."
Aeris mengangguk. Chanyeol pun bergegas menuju apotek untuk merebus resep yang diberikan oleh dokter.
Aeris mengusap perut besarnya. Dokter memperkirkan satu bulan lagi bayinya akan lahir. Aeris sangat tidak sabar menanti moment itu. Namun, dia juga merasa takut karena sebentar lagi harus berpisah dengan buah hatinya. Aeris tidak siap.
"Tuhan, aku harus bagimana?"
Andai saja Aeris mempunyai sebuah pilihan. Dia rela berpisah dengan Chanyeol dari pada berpisah dengan buah hatinya. Aeris sadar jika dia bukanlah wanita satu-satunya di hidup Chanyeol. Sungguh berat rasanya memberikan anak kandung sendiri ke orang lain.
Seseorang mengulurkan sapu tangan berwarna merah jambu ke Aeris.
"Dokter Baekhyun?"
Baekhyun menatap Aeris dengan pandangan yang sulit sekali diartikan. Hampir satu bulan dia tidak pernah bertemu wanita itu. Baekhyun merindukan Aeris.
Kedua mata Aeris berbinar, menatap lelaki yang berdiri di hadapan. Wanita hamil itu tidak pernah menyangka Tuhan mempertemukannya lagi dengan Baekhyun. Lelaki yang sudah dia anggap seperti kakak kandung sendiri.
"Dokter apa kabar?
Baekhyun hanya diam, menatap Aeris sendu. Rindu, sesal, dan kecewa tergambar jelas di mata Baekhyun yang berwarna kelam itu.
"Dokter kenapa?" Aeris memberanikan diri untuk bertanya.
Baekhyun mengangkat kepala. Menghalau air mata yang mendesak ingin keluar. Dadanya terasa begitu sesak ketika bertemu lagi dengan Aeris. Baekhyun merasa sangat kecewa. Rasanya dia ingin sekali marah, melampiaskan rasa sakit hatinya pada Aeris. Tapi apa hak-nya? Dirinya bukan siapa-siapa bagi Aeris.
Baekhyun memberikan sapu tangannya ke Aeris. Tanpa berkata dia berlalu begitu saja meninggalkan wanita itu.
Aeris mematung, menatap punggung Baekhyun yang semakin menghilang dari pandangannya. Kenapa lelaki itu tiba-tiba bersikap aneh?
"Kamu lihat apa?"
Aeris tergagap. Cepat-cepat dia menyembunyikan sapu tangan pemberian Baekhyun.
"Nggak lihat apa-apa."
"Masak?" Chanyeol mengikuti arah pandang Aeris, tapi dia tidak menemukan apa pun di sana.
Aeris mengangguk. "Kok cepet banget nebus obatnya? Biasanya antrenya lama, loh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Wife
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa follow authornya] Aeris Mellody Arkhana, gadis yang akrab dipanggil Aeris itu sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan adiknya. Apa pun akan Aeris lakukan agar adiknya bisa sembuh. Termasuk menjadi istri kedua dari Par...