37. Apa ini akhir?

5K 450 122
                                    

Aeris mematung melihat Chanyeol dan Channie berdiri tepat di depannya, perasaan hangat seketika menyeruak dalam dadanya.

Ada rindu yang tidak bisa dia ungkapkan.

Ada bahagia yang tidak bisa dia jelaskan.

Ada sesal yang sulit untuk dia sampaikan.

Aeris mendekat, menatap mantan suami dan putri kecilnya itu dengan pandangan sendu. Rasanya Aeris ingin sekali menarik Chanyeol dan Channie dalam dekapan dan tidak akan pernah melepaskan mereka. Namun, Aeris tidak mempunyai cukup keberanian untuk melakukan hal itu karena Aeris sadar dengan posisinya. Dia bukanlah keluarga, saudara, apalagi ibu Channie.

"Kamu ingin menggendongnya?"

Aeris tergagap ketika mendengar suara berat Chanyeol. "Boleh?" tanyanya dengan binar mata penuh harap.

Chanyeol mengangguk. "Tentu saja boleh."

Chanyeol memberikan Channie ke Aeris dengan hati-hati, Aeris langsung mendekap Channie dengan erat dan menghujani wajah bayi perempuan itu dengan ciuman.

"Kamu kangen Channie?"

Aeris mengangguk. "Iya, saya kangen sekali."

Chanyeol, Aeris, dan Channie menghabiskan waktu bersama di toko. Meskipun Aeris tidak mengingat Channie, tapi kasih sayang dan perhatian yang wanita itu berikan untuk Channie tidak pernah berubah.

Aeris dengan telaten menyuapi Channie dan membuat susu. Bahkan Aeris tidak jijik saat mengganti popok Channie.

Chanyeol tanpa sadar tersenyum, dia sangat bersyukur Tuhan memberinya kesempatan untuk bisa berkumpul dengan keluarga kecilnya lagi. Chanyeol merasa sangat bahagia, dia harap Aeris juga merasakan hal yang sama.

Chanyeol melirik benda mungil bertali yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Tidak terasa hampir enam jam mereka menghabiskan waktu bersama. Chanyeol ingin mengajak Channie pulang karena sudah sore.

Aeris menarik napas panjang, tidak rela Chanyeol mengajak Channie pulang. Aeris ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama Channie.

"Kalau kamu masih kangen Channie, apa kami boleh datang lagi besok?"

"Sungguh? Kamu mau datang lagi?" tanya Aeris kelewat senang.

Chanyeol tersenyum. "Iya."

Chanyeol menepati janji, keesokan harinya dia kembali datang menemui Aeris bersama Channie. Bayi perempuan itu terus saja tertawa, memperlihatkan lesung pipi di sebelah kiri mirip seperti ayahnya. Sepertinya Channie juga merasakan apa yang saat ini sedang kedua orangtuanya rasakan.

"Selamat pagi."

"Pagi ... juga," jawab Aeris ragu karena merasa canggung dekat Chanyeol. Bagaimana pun juga Chanyeol pernah mengatakan jika mereka pernah menikah, bahkan Channie adalah buah hatinya bersama Chanyeol. Karena itu Aeris merasa sedikit kurang nyaman dekat Chanyeol. Apa benar dia pernah menikah dengan Chanyeol dan Channie adalah putrinya? Aeris tidak bisa mengingat apapun. Memikirkan masalah itu malah membuat kepalanya terasa ingin meledak.

"Apa aku datang terlalu pagi?" Chanyeol berusaha mencairkan suasana, tahu jika Aeris merasa sedikit tidak nyaman berada di dekatnya.

"Tidak," jawab Aeris cepat. Semakin pagi Chanyeol datang, dia menghabiskan waktu bersama Channie lebih lama.

"Sebenarnya aku ada sedikit urusan di kantor. Aku boleh titip Channie di sini?"

"Tentu."

"Apa aku tidak merepotkanmu?"

Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang