"Good morning, Baby!"
"Velerry?" ucap Chanyeol sangat lirih. Dia berdiri mematung dengan wajah pucat.
Aeris segera turun dari gendongan Chanyeol. Dia heran kenapa Chanyeol terkejut seperti itu. Aeris pun mengikuti arah pandang Chanyeol. Napasnya seketika tercekat melihat wanita yang sedang menatapnya lekat.
"Nona Valerry," gumam Aeris pelan.
Valerry berjalan dengan anggun menghampiri Chanyeol. Aeris pun segera menjauh dari mereka.
"I miss you." Valerry mengalungkan kedua lengan di leher Chanyeol dan mendaratkan kecupan manis di bibirnya. Chanyeol masih diam tidak bergeming karena terlalu terkejut dengan kedatangan Valerry yang tiba-tiba.
Valerry menatap Chanyeol heran. "Kamu tidak merindukanku?" tanyanya dengan wajah sedikit kesal.
Chanyeol melirik Aeris sekilas. Aeris sontak membuang pandang ke arah lain. Entah kenapa dadanya berdenyut sakit saat melihat Valerry mencium Chanyeol tepat di depan kedua matanya.
"Kamu tidak merindukanku, hmm?" Valerry bertanya lagi kerena Chanyeol tidak juga menjawab pertanyaannya.
"Ah, ya. Tentu saja aku sangat merindukanmu." Chanyeol tersenyum lantas menarik tubuh Valerry ke dalam pelukan. Hati Aeris semakin nyeri saat melihatnya.
"Hey, pembantu. Aku lapar, cepat buatkan makanan untukku."
Chanyeol tergagap. "Dia sedang hamil, Sayang. Kita sarapan di luar saja, ya?"
"Kenapa kamu sekarang jadi perhatian sama dia?" Valerry menatap Chanyeol curiga. Sekarang tidak ada lagi tatapan memuja yang selalu lelaki itu tunjukkan pada dirinya. Apa Chanyeol tidak mencintainya lagi?
"Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan bayi kita." Chanyeol mengecup kedua tangan Valerry dengan lembut. Hati Aeris semakin terluka mendengarnya. Ternyata yang dikhawatirkan Chanyeol selama ini hanya bayi yang ada di dalam kandungannya, bukan dirinya.
Valerry tersenyum, dia pikir Chanyeol tidak mencintainya lagi. Buktinya cinta itu masih ada utuknya. "Kenapa kau masih di sini? Cepat buatkan kami sarapan!"
Aeris mengangguk. "Baik, Nyonya."
Chanyeol menatap Aeris sendu. Dia sempat melihat Aeris mengusap sudut matanya sebelum pergi untuk menyiapkan sarapan. Apa Aeris menangis?
❄❄❄
Suho dan Jeni menatap Aeris heran. Selama satu Minggu ini Aeris seolah berubah menjadi Medusa saat menghadapi para nasabah. Apa yang terjadi dengan Aeris? Apa wanita itu sedang bertengkar dengan suaminya?
"Anda jangan coba-coba membohongi saya agar bisa terbebas dari utang," ucap Aeris ketus.
"Saya tidak berbohong. Suami saya memang sudah meninggal," ucap wanita di seberang sana yang menjadi terget Aeris.
Aeris menyeringai. "Saya ikut berduka atas kematian suami Anda."
Aeris kemudian memesan sebuah karangan bunga untuk dikrimkan ke alamat nasabah yang mengaku suaminya telah meninggal sebagai bentuk bela sungkawa. Aeris terlihat begitu semangat bekerja karena sedang berusaha mengalihkan pikirannya dari Valerry dan Chanyeol. Apa yang mereka berdua lakukan sekarang? Mereka pasti sedang ... ah, Aeris menggeleng cepat untuk mengusir pikiran buruk barusan.
"Selamat siang, apa ini Ibu Chungha. Saya Mello dari Central Bank, Bu," ucap Aeris berusaha seramah mungkin.
"Maaf Mbak, saya sedang sibuk." Telepon terputus. Belum menyerah, Aeris pun mencoba menghubungi Chungha lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Wife
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa follow authornya] Aeris Mellody Arkhana, gadis yang akrab dipanggil Aeris itu sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan adiknya. Apa pun akan Aeris lakukan agar adiknya bisa sembuh. Termasuk menjadi istri kedua dari Par...