15. Tidak Mudah Melupakanmu

6K 516 35
                                    

' It's hard for me, to forget you'

~Aeris Mellody Arkhana~

Aeris hanya memperhatikan apa yang dilakukan oleh Suho dan teman-temannya selama satu Minggu. Pernah sesekali dia mengunjungi Jeni yang bekerja di bagian  150dpd.

"Kerja begini capek, Cyin," keluh Jeni manja. "Lihatlah, wajah akyu sampai keriput begini," lanjutnya.

Aeris hanya tersenyum menanggapinya. Menurut Aeris Jeni lebih cocok mangkal di Taman Lawang dari pada menjadi Desk Collector.

"Kamu sudah siap bekerja Aeris?" tanya Suho.

"Aku siap." Aeris duduk di meja tepat di samping Suho. Kedua matanya melihat daftar nasabah yang akan coba dia hubungi, namanya Mr. Fernaldi. Lelaki itu mempunyai pinjaman sebesar dua puluh lima juta dan sudah menunggak angsuran selama dua bulan.

Aeris meniup kelima jari tangannya sebelum menekan nomor telepon. Dia mendadak gugup.

"Santai saja."

"Sumpah, aku sedikit gugup," ucap Aeris jujur. Wanita itu menunggu dengan cemas teleponnya diangkat oleh Mr. Fernaldi.

"Halo, selamat pagi. Dengan Mr. Fernaldi?" ucap Aeris ramah saat panggilannya diterima.

"Iya saya sendiri. Ini siapa?"

"Saya ...." Aeris memberi jeda dalam ucapannya. "Saya Mello dari Central Bank."

Mulut Aeris membeo karena telepon tiba-tiba ditutup secara sepihak oleh Fernaldi ketika dia menyebut nama Central Bank.

"Apa nasabah itu menutup teleponnya?"

Aeris mengangguk.

"Coba kamu hubungi dia lagi."

Aeris pun mencoba untuk menelepon Fernaldi lagi.

"Apa ini dari Central Bank?" ucap Fernaldi ketus.

Aeris berjengit kaget. Belum sempat bicara mengenai utang Fernaldi sudah bersikap ketus. Aeris pun menarik napas panjang agar tetap tenang. "Iya Mr. Fernaldi yang terhormat. Saya ingin mengingatkan jika Anda memiliki utang yang harus dibayar."

"Bagaimana kalau aku tidak mau membayarnya?"

"Bunga pinjaman Anda akan semakin membengkak. Saya berharap Anda mau membayar angsuran."

"Saya belum ada uang."

Aeris tanpa sadar menghela napas karena pernah berada di posisi yang sama seperti Fernaldi. "Kami beri waktu Anda tiga hari sebelum tanggal jatuh tempo. Bagaimana?"

"Beri saya waktu satu Minggu. Saya berjanji akan melunasi utang semuanya."

"Benarkah?" tanya Aeris tidak percaya.

"Iya."

Setelah itu telepon diputus.

"Cihuy!" Aeris berteriak senang karena berhasil membuat Fernaldi mau membayar utang.

Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang