08. jujur

346 23 1
                                    

Author's pov

Hari ini shivani, naina, preeta, dan chotie pergi belanja untuk pertunangan shivani.

Sejak pagi mereka masih memiih pakaian yang akan dipakai oleh shivani.

"Apa kalian belum menemukan pakaiannya?" -preeta

"Aku sudah bi, tapi shivani masih belum menemukannya" -naina

"Yaampun kaki kami sudah pegal, cepat setelah ini kita akan mencari cincin dan yang lainnya" -chotie

"Iya bi, aku sudah temukan"

Akhirnya mereka keluar dari toko pakaian dan belanja perlengkapan lainnya. Setelah selesai mereka langsung pulang.

"Yaampun lihat para wanita ini, mereka belanja tanpa tau waktu" -nenek

"Nenek tenang saja kami juga membeli sesuatu untuk nenek, iya kan kak" -shivani

"Iya, kami juga beli untuk semua orang" -naina

Setelah itu mereka membongkar semua barang yang sudah mereka beli. Dan rencananya besok mereka akan datang berkunjung kerumah keluarga mehta, karena pertunangan akan dilakukan dirumah mehta.

**

Shivani pergi kerumah adithi untuk mengundang adithi dan keluarganya.

"Tante kalian semua harus datang ke acara pertunanganku ya"

"Iya shivani kami pasti akan datang" -ibu adithi

"Kami pasti akan datang ke semua acaramu, apalagi aku tidak akan melewatkannya" -adithi

"Adithi menginaplah dirumahku saat besoknya aku akan menikah"

"Tentu, aku juga akan meriasmu nanti"

Shivani mengangguk sambil tersenyum.

Setelah lama mereka mengobrol akhirnya shivani pamit pulang.

"Yasudah tante, aku pamit pulang dulu, karna sekarang aku mau pergi kerumah keluarga mehta"

"Iya hati hati dijalan shivani"

"Iya, terimakasih"

**

Dalam perjalanan akan pulang tiba tiba saja ibu shivani menelpon dan menyuruh shivani langsung pergi kerumah keluarga mehta.

drtt.. drtt..

"Hallo mah"

"Shivani kamu langsung pergi kerumah keluarga mehta saja kami sudah pergi kesana, karna kau lama sekali"

"Oh yasudah mah aku langsung kesana"

"Hati hati"

"Ya"

Shivani sudah sampai dirumah keluarga mehta, didepan dia melihat mobil papanya dan dia melihat arjun diliuar rumah.

"Arjun mm.. mamaku?"

"Didalam, masuk saja!"

"Kenapa kau tidak masuk?"

"Kau saja dulu!"

"Yasudah"

"Eh tunggu"

Shivani menghentikan langkahnya dan berbalik badan.

"Kita masuk bersama"

Shivani hanya tersenyum simpul dan mengangkat pundaknya, lalu mereka berdua masuk.

Shivani melihat rumah keluarga mehta sedang dihias.

Semua orang sedang asik berbicara. Saat shivani akan bergabung dengan yang lain, arjun tiba tiba saja menarik tangan shivani dan mengajaknya keatas.

"Kenapa kau menarikku?"

"Ikuti aku!"

Arjun membawa shivani kekamarnya.

"Sampai kapan kita akan seperti ini terus?" -shivani

"Diam! Aku juga sedang berusaha berinteraksi denganmu" -arjun

"Kau calon suamiku dan sebentar lagi kita akan menikah, kita akan menjalin sebuah hubungan yang baru, kita tidak bisa terus berpura pura seperti ini hanya untuk membodohi dan membuat mereka bahagia saja"

"Pernikahan bukan hubungan yang pura pura, kita akan terikat selamanya. Jika terus seperti ini apa kau yakin kita akan bahagia?"

"Aku tau dan sekarang aku ingin jujur padamu"

Shivani sedikit mengernyitkan dahinya.

"Maksudmu?"

"Sebenarnya sebelum aku dijodohkan denganmu, aku sempat mencintai seorang gadis, namun hubungan ayahku dan ayah gadis itu tidak baik sehingga tidak mungkin bagi kami untuk melanjutkan hubungan ini"

Shivani masih setia mendengarkan cerita arjun, dia tidak mengatakan sepatah katapun sejak arjun bercerita.

"Sekarang aku mencoba melupakan gadis itu dan berusaha untuk menerimamu"

"Jadi apa kau siap menerima sikapku yang masih belum terbiasa denganmu?"

Mata shivani mulai berkaca kaca setelah mendengar perkataan arjun.

"Tidak.."
"Kau fikir ini mudah bagiku? Jika kau seperti itu aku akan terus tersakiti"

"Jika kau tidak suka padaku setidaknya kau bisa menolak perjodohan ini, tidak ada paksaan dari kedua belah pihak tapi kenapa kau yang memaksa dirimu sendiri" shivani berbicara dengan suara yang sedikit serak.

"Ya, tapi aku tidak mau mengecewakan papa dan mamaku"

"Jadi kau terima perjodohan ini karena mama papamu"

"Pernikahan didasari dengan cinta, tapi kita membangunnya dengan keterpaksaan" shivani menekankan kata kerterpaksaan.

"Tidak ada salahnya kita coba"

"Coba apa? Kau pikir pernikahan adalah hubungan yang bisa dicoba terlebih dahulu?" shivani mulai meneteskan air matanya.

"Walau aku tidak mau, tapi sekarang sudah terlambat" kata shivani lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya agar saat turun kebawah tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya habis menangis.

Akhirnya mereka berdua turun dari kamar arjun.

"Apa yang kalian lakukan diatas?" -naina

"Iya, kalian lama sekali" -ibu arjun

Shivani dan arjun hanya tersenyum kepada semuanya karena mereka bingung harus menjawab apa.

"Yasudah, berhubung shivani sudah turun, kami pamit pulang dulu" -ibu shivani

"Iya, jangan lupa besok harus berhias secantik mungkin"

"Tentu akan kurias putriku dengan baik"

"Kalau begitu kami pamit"

"Hati hati"

**

Semuanya sedang sibuk membereskan barang barang untuk besok dipakai tapi shivani dari tadi hanya melamun.

"Shivani biasanya kau yang paling semangat mencoba semua yang ada dihadapanmu kenapa sekarang kau diam saja?" Tanya nenek

"Aku lelah dan mengantuk, aku naik duluan mau tidur"

"Ada apa dengan anak itu ya, biasanya dia tidak pernah ketinggalan hal seperti ini" -ibu shivani

"Aku tidak tau, ya sudahlah biarkan saja" -chotie





Maaf selalu sedikit updatenya karna aku gapunya inspirasi

Happy read aja ya😗

Arjun & Shivani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang