06. keraguan

364 24 0
                                    

Keesokan harinya mama dan papanya shivani pergi kerumah adithi untuk menjemput shivani.

Mereka sampai dirumah adithi dan mereka bertemu dengan ibu adithi.

"Nyonya radha shivani ada?"

"Iya preeta dia menginap disini semalam"
"Masuk saja ayo"

"Tunggu sebentar sku akan memanggil mereka turun"

"Ya"

Ibunya adithi pergi memanggil adithi dan shivani untuk turun.

"Shivani ayo kita pulang nak"

Shivani tidak menjawab dia diam saja sehingga akhirnya dia mau pulang dengan mamanya.

"Kita bicarakan ini baik baik dirumah ya"
"Ayo"

"Radha terimakasih ya"

"Tidak masalah"

"Kami pamit pulang dulu"

***

Sekarang keluarga khanna sedang membicarakan ini dengan baik bersama shivani.

"Besok kita akan membicarakan ini dengan keluarga mehta, jadi fikirkan baik baik tentang ini" -papa shivani

"Ya jangan sampai nanti kau bicara yang tidak tidak didepan keluarga mehta" -mama shivani

"Ya"

Shivani merenung sebentar dikamar lalu dia meminta pendapat kepada naina.

"Kak, aku ingin minta pendapatmu"

"Tentu, pendapat apa?"

"Menurutmu apa aku harus menerima perjodohan ini atau tidak?"

"Menurutku itu terserah kamu"
"Jika menurutmu dia cocok untukmu terima saja!"

"Ini kehidupanmu"
"Kau bebas memutuskan apa saja tentang hidupmu, tapi kau harus berfikir matang matang!"

"Ini perjodohan, ikatan seumur hidup, ini juga bukan suatu kompromi yang bisa kau katakan keputusanmu seenaknya"

"Jika menurutmu ini baik, maka kau harus berusaha menerimanya!"

"Kau harus bisa mengendalikan kehidupanmu, bukan kehidupan yang mengendalikanmu!"

Daritadi naina mencoba meyakinkan shivani, dan memberinya nasehat.

Shivani terdiam, mungkin dia mencerna baik baik omonngan kakaknya itu.

**

Hari ini keluarga mehta dan keluarga khanna bertemu untuk membicarakan hal perjodohan.

"Sekarang kami akan bertanya kepada kalian berdua apakah kalian setuju dengan perjodohan ini?" -ayah arjun

Semua orang terdiam termasuk arjun dan shivani, mereka tidak menjawab.

"Baiklah, kami tidak akan memaksa kalian untuk hal ini karena yang menjalani kehidupan ini kalian sendiri" -ayah shivani

"ya, kami tidak akan memaksa kalian jika kalian merasa keberatan, jika dipaksakan kedepannya tidak akan baik" -ibu arjun

"Kalian boleh saling berinteraksi satau sama lain terlebih dahulu, kami tau ini terlalu cepat" -ibu shivani

"Kami tidak akan memaksa kalian untuk segera menikah jika kalian setuju nantinya" -ayah shivani

"Keputusan ada ditangan kalian" -ibu shivani

"Kami hanya menyarankan, dan kami juga menginginkan yang terbaik untuk kalian, kami sekedar memberi sedikit arah jalan menuju masa depan kalian" -ibu arjun

"Dan kedepannya kalian sendiri yang menentukan, jadi tidaka da pemaksaan" -ayah arjun

"Jadi bagaimana keputusan kalian?" -ayah shivani

"Arjun?"

Arjun berfikir sejenak lalu dia mengatakan keputusannya.

"Aku setuju"

Orangtua arjun dan shivani tersenyum mendengar keputusan arjun.

Shivani kaget karena dia pikir arjun akan menolaknya.

"Dan shivani bagaimana denganmu?"

Shivani menghela nafas sebelum menjawab.

"Aku masih butuh waktu"
"Aku harus memikirkannya lagi"

"Tentu, kami akan memberikanmu waktu" -ayah arjun

Setelah pertemuan selesai shivani langsung pergi dengan adithi ke sebuah cafe karena shivani ingin membicarakan sesuatu dengan adithi.

Shivani ingin menanyakan pendapat adithi tentang hal itu.

"Adithi, menurutmu apa aku harus terima perjodohan ini atau tidak?"

"Jika kau bahagia..."
"Dan jika menurutmu mereka baik, terima saja"

"Jika kau menolaknya kau mungkin akan menyesal"
"Berfikirlah kedepan"

"Coba banyangkan, bukankah keluargamu dan keluarga mehta sudah kenal sejak lama?, Jika kau menolak perjodohan mungkin orangtua dan keluargamu yang akan malu, berfikirlah kesana"

"Tapi ini hanya pendapatku, jadi keputusan tetap ada ditanganmu"
"Aku hanya menyarankan"

"Kau benar" -shivani

"Tapi jangan menerima perjodohan karena orangtuamu!"
"Tanyakan pada hatimu, apa kau sanggup menjalani kehidupan ini atau tidak"

"Jangan menerimanya dengan terpaksa, kau harus menerima dengan ikhlas"

"Iya, kurasa aku tidak punya pilihan lain"
"Terimakasih adithi" kata shivani sambil memeluk adithi.

**

Shivani berfikir untuk menyampaikan pendapatnya kepada semua orang.

"Mah,pah"

"Ada apa shivani?"

"Aku pikir, aku menerima perjodohan ini"

Kata kata shivani membuat semua orang kaget bahagia.

"Benarkah?"
"Apa kau benar benar memikirkan ini dengan baik?" -ayah shivani

Ibu shivani langsung memeluk putrinya.

"Mama bahagia mendengar ini nak"

"Sudah kuduga kau pasti akan menerimanya" kata naina sambik memeluk shivani.

"Tapi kak naina lebih tua dariku, apa kak naina tidak mau menikah sebelum aku?"

"Shivani jangan tanyakan itu padaku, jangan sia siakan kesempatan baik ini"

"Aku belum dipertemukan orang yang tepat, jika sudah waktunya aku juga akan menikah"

Shivani lalu tersenyum.

Chotie mengambil manisan untuk kabar bahagia ini, dan ayahnya arjun menelpon keluarga mehta untuk mengabari hal bahagia ini.

•Mehta Home

"Ada telpon dari keluarga kahnna"

"Apa katanya?"

"Mereka bilang shivani menyetujui perjodohan"

"Wah ini kabar yang bagus"

"Selamat untuk mu akk arjun" -dev

"Aku ikut bahagia kak" -jahnvi

"Besok kita akan bicara kembali dengan keluarga khanna"

Kedua keluarga tersebut bahagia karena keputusan anak mereka, tapi sepertinya masih ada keraguan pada arjun dan shivani.





TBC GUYS😘😘

Arjun & Shivani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang