Setiap harinya Shivani berdiri didepan cermin dan melihat ukuran perutnya, hari ini pun Shivani dengan gembiranya melihat bentuk tubuhnya yang terpantul dicermin.
"Kau tidak bosan terus berdiri didepan cermin?"
"Tentu saja tidak, aku ingin melihat perutku membesar"
"Jika perutmu membesar maka badanmu juga akan ikutan besar"
"Maksudmu?"
"Kau akan gemuk"
Shivani terengah kaget mendengar ucapan Arjun sambil sedikit membuka mulutnya dan membelakan matanya lalu berkata "aku tidak peduli"
"Aneh, biasanya wanita tidak ingin terlihat gemuk saat sedang hamil tapi kau?"
"Jika aku gemuk karna anak ku itu tidak masalah"
"Yasudah, jangan terus bercermin, nenek memanggilmu"
"Iya"
Shivani pergi ke kamar neneknya.
tok.. tokk.. Shivani mengetuk pintu kamar neneknya.
"Nenek memanggilku?"
"Iya, duduklah nak"
Shivani duduk dilantai yang dihampari karpet.
"Aku akan menceritakan kisah kisah kepadamu, dan mendengarkan doa foa itu baik untuk bayimu, kau mau mendengarnya kan?"
"Tentu saja nek"
Sudah seperempat jam Shivani berada dikamar nenek dan akhirnya nenek mengajak Shivani turun.
"Nah sekarang ayo kita kebawah, aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu"
"Iya nek"
~sesampainya dibawah
"Shivani duduk disini ya" kata nenek
"Jahnvi! Tolong ambilkan manisan yang tadi kubuat didapur!""Iya bu" teriak Jahnvi dari dapur.
"Ini" kata Jahnvi sambil menyodorkan piring kecil berisi beberapa manisan.
"Apa ini manisan?" tanya Shivani
"Tentu saja ini manisan"
"Oh, sebenarnya aku tidak pernah melihat manisan ini"
"Ini manisan jahe, baik untuk wanita hamil"
"Buka mulutmu!"Shivani membuka mulutnya dan nenek menyuapi Shivani dengan manisan tersebut.
"Bagaimana? Enak?"
"haah"
"Ini pedas nek""Manisan jahe memang pedas"
"Habiskan ini, sedikit lagi""Sudah, aku tidak kuat"
"Kau suka pedas kan pada saat hamil, tapi kenapa kau tidak suka manisannya, ini juga pedas"
"Tapi kan rasanya beda"
"Ini minum dulu!" Nenek memberikan Shivani segelas air dan Shivani langsung meminumnya.
"Nenek aku ingin bertanya"
"Ya, tanya apa?"
"Kenapa perutku belum membesar ya?"
Nenek tertawa kecil mendengar pertanyaan Shivani.
"Empat bulan" sela Sarita.
"Empat bulan keatas baru kau akan melihat perutmu membesar, kadang empat bulan juga masih belum terlihat""Nah, sekarang kandunganmu berapa bulan?" -nenek
"Tiga bulan"
"Jadi sabarlah sedikit"
Sepertinya wajah Shivani menunjukan kekecewaan karena dia ingin sekali melihat perutnya membesar.
**
Shivani pergi ke teras atas untuk mengambil pakaian yang sudah kering, lalu dia masuk ke kamarnya dan membereskan pakaian tadi. Tak lama Arjun datang dan membantu Shivani.
"Kakimu kenapa bengkak?" tanya Arjun yang sedari tadi memerhatikan kaki Shivani yang memang sedikit membengkak.
Shivani tidak menjawab pertanyaan Arjun dia berdiri dan menyimpan pakaian yang sudah dibereskan ke keranjang.
"Apakah itu sakit?" Arjun kembali bertanya
"Tidak"
"Sini sini duduk" sambil menarik Shivani dan menyuruhnya duduk.
"Coba kulihat kakimu"
"Mau apa kau?"
"Ini kelihatannya sakit, kasian sekali istriku"
"Jika kau kasian maka kau harus memijat kaki istrimu" sela ibu mertua Shivani yang dengan tiba tiba masuk ke kamar mereka.
"Kenapa?" tanya Arjun pada ibunya
"Jika wanita sedang hamil memang kaki mereka akan membengkak, dan supaya tidak terlalu bengkak kau harus memijat kaki istrimu. dulu saat aku hamil, ayahmu selalu rajin memijat kakiku" jelas sarita
"Benarkah?" Arjun kembali bertanya
"Iyaa, jadi lakukan hal yang sama juga pada istrimu jika kau kasihan padanya!"
Shivani tersenyum penuh kemenangan sambil melipat kedua tangan di dadanya. Tapi Arjun memandangi Shivani tidak senang.
"Yasudah mama pergi dulu" lalu Sarita pergi dari kamar mereka.
Lalu Arjun mulai memijat kaki Shivani.
"Arjun?"
"hmm?"
"Apa sakit perut saat hamil itu biasa?"
"Entahlah, aku tidak tau, memangnya kenapa?"
"Dari tadi perutku rasanya sakit tapi sekarang sakitnya semakin menjadi"
Shivani langsung merebahkan badannya ditumpukan bantal empuk sambil memegangi perutnya karena kesakitan.
"aww"
"Shivani apa yang terjadi?"
Shivani hanya merintih kesakitan. Melihat Shivani seperti itu Arjun panik dan langsung berteriak memanggil mamanya.
"MAA!!"
"MAMA!!!""Ada apa? Kenapa kau berteriak?"
"Terjadi sesuatu pada Shivani mah"
Sarita langsung menghampiri menantunya yang sedang menahan sakit.
"Shivani, nak apa yang terjadi?"
"Dia bilang perutnya sakit mah, bagaimana ini?"
"Cepatt! Suruh supir siapkan mobil, kita akan membawanya ke rumah sakit"
Arjun langsung berlari kebawah untuk menyiapkan mobil. Setelah selesai mereka langsung membawa Shivani ke rumah sakit. Dan sesampainya disana Shivani langsung ditangani dokter.
"Semoga dia baik baik saja" -nenek
"Iya bu semoga saja" -Sarita
Setelah menunggu akhirnya dokter yang memeriksa Shivani keluar.
"Dok bagaimana keadaan istri saya?"
Bersambung gays...
Vomentnya pliss💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjun & Shivani (END)
RomanceMengisahkan seorang gadis yang menginginkan kebahagian dalam hidupnya tetapi malah berbalik kepedihan.