14. resepsi

472 17 1
                                    

Masih Shivani pov

Setelah semuanya selesai aku langsung pergi untuk ganti pakaian karena resepsinya akan dimulai sekitar dua jam lagi.

Aku berdandan dimeja rias selama satu jam, Arjun sedari tadi sudah menungguku.

"Cepatlah kita harus turun"

"Iya sebentar"

"Daritadi terus aja sebentar"

"Iyaa ini selesai"
"Ayo"

Kami langsung pergi kebawah untuk menyambut tamu, tapi keluargaku belum juga datang.

"Mereka dimana ya?"

"Siapa?"

"Keluargaku, kenapa mereka telat"

"Ini masih belum terlambat lagipula acaranya dimulai masih lama"

Dia tidak mengerti sih aku kan merindukan mereka.

Tak lama keluargaku datang aku langsung memeluk mamaku.

"Mama"

"Apa kabar sayang?"

"Aku baik mah"

"Ayo"

"Heh Shivani" -kak Naina

"Kakakk" aku langsung memeluk kak Naina

"Bagaimana kabarmu kak?"

"Aku baik"

Lalu aku mengajak semuanya masuk.

Acaranya berjalan lancar dan acaranya sudah berlangsung selama tiga jam sekarang semuanya sedang menari diatas panggung tapi aku dan Arjun sibuk melayani tamu yang memberi hadiah pada kami.

Acaranya telah selesai dan sekarang keluargaku berpamitan.

"Shivani sayang kami pamit pulang dulu ya" -Nenek

Aku sedikit kecewa tapi bagaumanapun juga mereka tidak bisa terus bersamaku.

"Iya, kalian hati hati dijalan"

"Shivani aku sekalian berpamitan, aku besok akan pulang kerumah suamiku" -bibi shita

"Aku akan merindukanmu bi"

Aku memeluk semua orang dan mereka pergi.

*

Aku ganti pakaianku dan aku langsung berbaring dikasur karena aku sangat lelah. Beberapa hari acaranya tidak berhenti dan ini adalah acara terakhir yang dilakukan.

Aku melihat Arjun sudah tertidur lelap, aku masih belum tidur walaupun aku sangat cape. Malam ini dingin sekali karena itu aku tidak bisa tidur, aku tidak kebagian selimut karena Arjun saja yang memakainya tapi aku berusaha untuk tidur dan akhirnya semuanya gelap.

Author's pov

Arjun terbangun tengah malam karena ingin ke kamar mandi dia tidak sengaja memegang tangan Shivani, tangannya panas sekali.

Arjun langsung saja pergi ke kamar mandi saat dia kembali dia melihat Shivani sepertinya dia kedinginan.

Arjun memakaikan selimut padanya dia juga sempat memegang dahi Shivani.

"Panas sekali, sepertinya dia demam"

Arjun langsung tidur lagi setelah dia menyelimuti Shivani.

*

Hari sudah pagi Shivani masih tertidur lelap padahal ini sudah jam setengah tujuh pagi, kemarin dia bangun sebelum jam enam tapi sekarang dia belum juga bangun, Arjun sudah bangun duluan daritadi.

Shivani membuka matanya dan dia sudah melihat Arjun sedang duduk disofa dekat ranjang.

Shivani mencoba duduk tapi kepalanya sakit dia memijat pelipis kepalanya karena kepalanya begitu sakit.

"Kenapa kau tidak membangunkanku?" tanya shivani

"Kau sedang sakit"

"Ini hanya pusing sedikit"

"Semalam badanmu panas sekali kau demam"

"Sekarang jam berapa?"

"Jam tujuh"

"Apa? Yaampun kenapa aku bangun sesiang ini pasti mama sudah menungguku dibawah"

"Tidak, tadi mama kesini dan dia tau jika kau sedang sakit"

Shivani tidak menghiraukan kata kata Arjun dan langsung saja dia pergi ke kamar mandi. Tapi saat dia akan ke kamar mandi tiba tiba pandangannya gelap dan dia diam sejenak sambil memegang tembok untuk menyeimbangkan dirinya.

"Suda kubilang kau sakit, pelan pelan saja jangan buru buru lagipula mama tidak akan marah"

"Tapi aku harus turun"

"Yasudah mandilah aku akan membeli obat untukmu"

Shivani mengangguk.

Setelah selesai mandi Shivani turun kebawah tapi Arjun belum datang.

"Shivani bagaimana keadaanmu?"

"Aku sudah lumayan baik mah"

"Tadi pagi badanmu panas sekali" -jahnvi

"Dimana Arjun?"

"Baru ditinggal sebentar saja sudah rindu ya" dev menggoda shivani.

"Dia sedang membeli obat tapi dia belum kembali daritadi" -sarita

"Iya kak Arjun lama sekali" -dev

"Yasudah kau sarapan dulu saja nanti kau bisa langsung minum obatnya jika Arjun datang"

Shivani mengangguk lalu dia pergi ke meja makan untuk sarapan. Setelah selesai sarapan Arjun belum datang juga, entah kemana dia pergi.

"Yaampun kemana anak itu, istrinya sudah menunggu tapi dia lama sekali, padahal apotik tidak jauh" -nenek

"Iya tidak biasanya dia pergi keluar lama sekali" -sarita

Akhirnya setelah lama menunggu Arjun datang juga.

"Kau beli obat dimana?" tanya papanya

"Diapotik biasa"

"Tapi kenapa lama sekali"

"Jalanan macet"

"Pagi pagi sudah macet"

Arjun langsung memberikan obatnya kepada Shivani.

"Terimakasih"

Arjun & Shivani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang