Hangat cahaya mentari yang menembus kaca jendela kamar yang kini ditempati Justin dan Kayreen. Bulu mata Justin bergetar perlahan, merasa tidak nyaman pada cahaya yang mengenai matanya. Setelah kelopak mata Justin terbuka dan menampilkan iris hazle-nya, sebuah senyum terukir pada wajah tampannya.
Kayreen masih terlelap di sampingnya.
Justin menyadari bahwa apa yang dilihatnya kini hanya sesaat. Kayreen pasti akan marah padanya bila menemukan keberadaannya di samping Kayreen. Karena itu, Justin pun segera bangkit dari posisinya dan kembali memakai kausnya. Untuk sejenak ia hanya memandang wajah polos Kayreen. Tangannya lantas terjulur menyentuh wajah Kayreen berikut dahinya.
Sebuah senyuman kembali terukir di wajahnya tatkala menyadari bahwa suhu tubuh Kayreen sedikit turun. Memang hanya sedikit, namun Justin bersyukur karena itu berarti Kayreen sudah sedikit sembuh.
Justin merendahkan tubuhnya, lantas bergerak mencium kening Kayreen lembut. "Love ya," bisiknya.
🔫🔫🔫
Tempat tidur? Sejak kapan Kayreen tidur di atas tempat tidur? Seingatnya, tadi malam Kayreen merasa sangat pusing dan kedinginan lantas membaringkan tubuhnya di atas sofa karena tak lagi berdaya untuk berjalan ke tempat tidur.
Namun itu tak lagi menjadi masalah bagi Kayreen, sebab rasa pusing masih menyita seluruh perhatian Kayreen. Tak hanya itu, perutnya bahkan terasa sedikit perih karena ia tidak makan hampir selama satu hari.
Dengan menahan rasa pusingnya, Kayreen mencoba untuk mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Dan betapa terkejutnya dirinya saat mendapati tubuh bagian atasnya hanya terbalut dengan tanktop saja. Kemana bajunya?! Pikir Kayreen terkejut sekaligus terheran.
Sibuk dengan pikirannya sendiri, Kayreen sampai tak menyadari bahwa ada seseorang yang memasuki kamarnya. Secara spontan, Kayreen menarik selimut dan menutup tubuh atasnya.
"Kau sudah bangun?" tanya Justin yang sebenarnya tak memerlukan jawaban sebab dirinya telah melihat bahwa Kayreen telah membuka matanya. "Aku membawakan makanan untukmu," imbuhnya.
Justin berjalan mendekati ranjang tanpa menyadari kekakuan dari Kayreen. Bukan tidak menyadari, namun lebih tepatnya berpura-pura tidak menyadari. Bukankah semua laki-laki seperti itu?
"Aku tak lapar," ujar Kayreen.
Bohong. Jelas itu sebuah kebohongan. Bahkan sedari tadi perutnya sudah berisik meminta untuk diisi.
"Aku tahu kau lapar," balas Justin tepat sasaran. "Dan, aku terheran kenapa seorang model bisa malu menampakkan tubuhnya. Bukankah itu hal biasa?" ujar Justin skeptis. Sedikit menyindir Kayreen tentunya.
Meski merasa sedikit tersindir dengan ucapan Justin, nyatanya Kayreen sama sekali tak melonggarkan genggamannya pada selimut di depan dadanya.
"Keluar," perintah Kayreen setelah Justin duduk di bibir ranjang.
"Tak akan sebelum kau makan dan meminum obat ini." Justin meletakkan sebuah meja berikut makanan, segelas air putih, dan obat di atas meja itu.
"Kubilang aku tak lap--"
"Ssst ...," desis Justin membuat ucapan Kayreen terhenti. Kayreen sedikit tersentak saat merasakan Justin sedikit menarik bahunya, "tunggu sebentar," katanya kemudian.
Tak disangka, Justin melepas kemejanya lantas menyelipkannya ke punggung Kayreen. Dengan lembut, Justin memasukkan satu persatu tangan Kayreen ke dalam kemejanya.
"Aku bisa sendiri," kata Kayreen ketika Justin hendak mengancingkan kemeja yang kini terpasang sempurna di tubuh Kayreen. Ia kemudian bergerak mengancingkan beberapa kancing kemejanya dengan posisi menunduk, sengaja menghindari tatapan intens Justin.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
FanfictionSemuanya tak akan tetap sama. [Sequel of Complicated] Baca Complicated dulu boleh Langsung baca Changed boleh