"Dan bagiku, kau membunuhku bila tetap berada di sisiku."
"Tidak, Kay. Jangan katakan itu." Justin menatap kedua bola mata Kayreen bergantian. Sedang Kayreen terdiam sejenak, menatap wajah tampan Justin. Sekali gadis itu menutup matanya lantas membukanya kembali.
"Kau pergi ke klub dan melakukan hal yang sebenarnya ingin kau lakukan di mobil waktu itu, bukan?" tanya Kayreen penuh selidik. Dan Justin benar-benar tak bisa mengelak karena memang itulah kenyataannya. "Bila aku tahu seperti itu, aku pasti akan menyerahkan tubuhku untukmu da--"
"Tidak, hei, jangan berkata seperti itu. Aku tak akan pernah melakukan itu padamu sebelum kau menjadi milikku." Justin memotong perkataan Kayreen dengan cepat. Apa-apaan gadis itu, yang dengan mudah mengatakan hal bodoh itu padanya! Kayreen adalah gadis spesial untuknya dan Kayreen bukan seperti jalang murahan yang bisa ia gunakan kapanpun ia mau.
"Tapi kau tak mungkin pergi ke klub bila aku mau melakukannya denganmu sebelumnya," ucap Kayreen merasa bersalah. Dengan tiba-tiba, gadis itu berdiri dan melepaskan gaunnya sendiri. "Kalau begitu, lakukan padaku agar kau tak perlu mencari gadis lain!" perintahnya kemudian.
"Tidak seperti itu!" Justin meraih gaun milik Kayreen dan menggunakannya untuk menutupi tubuh Kayreen yang hanya terbalut oleh pakaian dalam. "Pakai lagi gaun ini!" perintah Justin cepat.
"Tidak! Kau pasti akan melakukan itu lagi pada gadis lain bila aku tidak bisa memenuhi kebutuhanmu!" tuduh Kayreen sembari menyentakkan gaunnya dan menubruk dada Justin, membuat pria itu seketika terjatuh di ranjang dengan Kayreen yang berada di atasnya. Ya Tuhan, kuatkan Justin.
Justin meneguk ludahnya beberapa kali, lantas membalik posisinya. "Aku tak akan melakukan apapun padamu sebelum kau menjadi istriku, Kay," bisik Justin tepat di samping telinga Kayreen, membuat gadis itu merasakan kehangatan menyusup dalam dadanya. Sejenak ia termangu, sebelum kemudian menyahut.
"Tap--"
"Tidak ada tapi. Sekarang pakai gaunmu dan semuanya kembali seperti semula. Aku berjanji tak akan melakukan hal itu pada gadis lain. Aku akan menikahimu dan membuatku menjadi yang pertama untukku tanpa berada dalam lingkaran dosa karena kita melakukannya tanpa ikatan. Maukah kau?"
Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian menjilat bibirnya yang terasa kering. "A-aku mau."
🔫🔫🔫
Seorang gadis berbalut gaun berwarna hitam dengan stiletto senada berjalan angkuh mendekati sebuah meja bar. Rambut yang terkuncir kuda itu bergoyang mengikuti setiap langkah sang gadis. Orang-orang yang ada di sekitarnya memerhatikan gadis itu dengan berbagai macam tatapan yang sama sekali tidak gadis itu pedulikan.
"Permulaan yang payah. Tapi cukup untuk amunisiku," ucap gadis itu setelah berhasil mendudukkan bokong sintalnya di kursi bar. Pria yang berada di samping gadis itu menoleh, lantas tersenyum licik. Tangan pria itu tiba-tiba saja menyusup ke pinggang gadis yang ada di sampingnya, kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga gadis itu dan berbisik lembut.
"Now, is your turn."
🔫🔫🔫
Gadis bermata biru laut itu menyelipkan anak-anak rambutnya dengan gugup ke belakang telinganya. Sesekali digigitnya bibir merah muda itu sebelum kemudian mendengus kesal. Mungkin sekarang pipi gadis itu sudah amat merona, namun sepertinya kenyataan itu tak membuat pria yang ada di depannya-yang tak lain merupakan kekasihnya-menghentikan aksinya.
"Stop staring at me like that!" seru gadis itu pada ahirnya, sebab merasa terlalu kesal pada kekasihnya yang sudah sejak 15 menit yang lalu menatapnya tanpa henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
FanfictionSemuanya tak akan tetap sama. [Sequel of Complicated] Baca Complicated dulu boleh Langsung baca Changed boleh