11. Mr. Payne

316 38 17
                                    

Kayreen mendesah lega setelah mandi dan membersihkan tubuhnya di kamar madi ruang tamu. Gadis itu menatap matanya yang sedikit membengkak karena tangisannya semalam. Namun setelahnya ia tersenyum seraya berkacak pinggang. Gadis bermata kebiruan itu berpikir bahwa Justin pasti kewalahan menghadapi hari pertama periodenya, karena itulah ia berniat untuk membuatkan Justin sarapan sebagai permintaan maafnya.

Croissant sepertinya menjadi pilihan Kayreen untuk ia jadikan sarapan untuk Justin hari ini. Kayreen menatap croissant di atas meja makan yang telah tertata rapi dengan harum yang menguar, mengundang siapapun untuk segera memakannya. Namun sepertinya kata siapapun tidaklah tepat, sebab Justin ternyata melewati meja makan tanpa meliriknya sama sekali.

"Justin!" panggil Kayreen yang lantas berlari ke arah Justin. "Just--"

"What!" seru Justin seraya menyentakkan tangan Kayreen yang meraih lengannya.

"Tapi aku mm, aku membuatkan sarapan untukmu," kata Kayreen dengan senyuman lembut di wajahnya.

"Makanlah sendiri, aku harus mengulang banyak berkas karena perbuatanmu yang membuatku tak bisa menghadiri rapat dengan Mr. Jack. Kau puas?"

Kayreen tertunduk tanpa suara, sedang matanya mulai memburam oleh air mata. "Maaf," lirihnya. Gadis itu mengira Justin akan segera memaafkannya, namun sepertinya kali ini kayreen harus menelan ludah pahitnya karena yang didapatnya adalah sebuah kekehan yang serasa menusuk tepat di dadanya. Semarah itukah Justin padanya?

"Maaf?" sinis Justin. "Maaf tak pernah berguna. Kau menghancurkan semuanya dan hanya mengatakan maaf? Kuulangi lagi ... sama sekali tak berguna!" desis Justin tajam tepat di depan wajah Kayreen yang masih tertunduk.

Justin berbalik dan berjalan beberapa langkah, namun kemudian pria itu berbalik. "Mulai hari ini kau berhenti menjadi asistenku. Aku tak membutuhkanmu lagi."

Brak!

Pintu berwarna putih gading itu tertutup dengan keras diiringi bunyi yang memekakkan telinga, membuat Kayreen berjenggit kaget.

Aku tak membutuhkanmu!

🔫🔫🔫

Dengan derai air mata dan sesekali isakan, gadis berambut cokelat itu memasukkan baju-bajunya ke dalam kopornya. Tanpa membiarkan satu barangpun yang tertinggal, Kayreen keluar dari rumah Justin. Sebuah mobil memasuki pekarangan rumah Justin, kemudian seseorang keluar dari mobil itu.

"Richard," lirih Kayreen seraya memeluk Richard yang baru saja sampai di depannya.

"Hei, kau kenapa? Bukankah tadi malam kau mengatakan baik-baik saja? Kenapa sekarang kau menangis?" tanya Richard penuh perhatian. Lengan Richard melingkupi tubuh ramping Kayreen, sedang tangannya bergerak naik turun secara perlahan di punggung gadis itu.

"Richard, antarkan aku ke rumahku sekarang. Aku sudah mengirimkan lokasi rumahku padamu tadi."

"Kenapa tiba-tiba? Apa--"

"Please, aku hanya ingin pulang sekarang," ucap Kayreen susah payah.

Mendengar suara Kayreen yang benar-benar parau ditambah air mata yang masih bercucuran, Richard kemudian menganggukkan kepalanya. Tak dapat dipungkiri bahwa pria itu merasa senang Kayreen memanggilnya saat gadis itu membutuhkan seseoraang. Ternyata perjuangannya mendekati Kayreen selama satu minggu kepergian Justin bukanlah hal yang sia-sia.

"Bisa bantu aku menurunkan koporku?" tanya Kayreen yang lebih seperti permintaan.

"Sure."

Tanpa banyak berkata, Richard menurunkan kopor Kayreen dan membawanya ke dalam kamar kayreen. "Bolehkah aku menghiburmu? Kau tahu, aku bisa bernyanyi untukmu. ya, walaupun suaraku biasa saja." Richard mengedikkan bahunya dan memasang senyum jenaka. Namun sepertinya dua hal itu tak terlalu memberi efek pada Kayreen.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang