I

2.5K 126 13
                                    

Jakarta, 10 Juli 2015.

Bisa kau hentikan aktivitasmu yang membuatku gelisah tak karuan?

•••

"Drap, drap, drap" langkah kaki ku memecah keheningan di tangga rumah yang amat sepi di hari minggu.

Biasanya aku ditemani oleh kakak perempuan ku dan satu adik laki-laki yang selalu merasa paling ganteng.

Mika Cathline Juliet. Dia adalah seorang kakak perempuanku. Yang masuk salah satu universitas ternama di Indonesia. Meski jauh dari rumah, ia tetap balik ke Yogyakarta saat liburan tiba. Dan di hari minggu ini dia sedang pergi kencan bersama kekasihnya. Kasian juga sih pejuang LDR.

Benji David Aozora. Ini dia si paling kecil yang sangat nakal. Aku curiga kalau SMA dia bakal jadi badboy.

Kling kling kling kling!
Dering ponsel ku mengantam kesepian di kamarku.

"Gue sama Marsha otw yah" suara gadis yang keluar dari ponsel ku membuat rasa mager ku hilang, setelah menutup telpon, aku segera mandi dan bersiap-siap.

•••

Di mall yang sangat luas ini sulit ku temukan dua kupu-kupu senja yang selalu bersama ku sejak kami menjadi zigot. Celingak-celinguk, putar kanan-putar kiri, hadap depan-hadap belakang, batang hidung mereka belum juga nampak.

"Brak!!" Suara keras itu mengalihkan intuisiku. Suara risih yang baru ku dengar, seorang anak kecil perempuan terpengkalai di lantai dengan ice cream yang tercecer dilantai, ku lihat seorang pria yang menunduk sambil membersihkan celananya yang terkena ice cream. Samar-samar wajahnya ku tengok, setelah selesai aku membereskan anak itu, lelaki itu ternyata sedari tadi menatapku.

Dia...

Levin Sanjaya Putra.

Dia salah seorang lelaki yang aku benci di sekolah.

Dia menatap mataku..
Aku benci tatapan itu!

"Apaan lu liat-liat" sambarku agar ia berhenti menunjukan tatapannya yang jelas sangat tidak aku sukai, bisa dikatakan aku benci melihatnya.
Apa daya dia acuh tak acuh pada ucapan ku, dia tetap melakukan kegiatan menjijikkan bagi ku itu. Mata makin menajam, dan aku semakin panas.

Aku palingkan wajahku dan menghantar anak kecil yang sedari tadi bengong melihat kami adu mata.
Mamanya seperi tak peduli pada anak ini dia malah asik menelpon dengan seseorang, dasar orang tua jaman sekarang.

Waktu waktu waktu..
Orang bodoh itu tetap menatapku, aku bingung, mata itu semakin memancarkan kilau api yang buat ku semakin panas.

Ku langkahkan kaki ku dan menghampirinya.

"Buagh!!!" Salah satu dari dua tangan melayang dan mendarat pada sebuah permukaan halus.

Sekeliling tertuju pada sumber suara yang kini menjadi pusat perhatian.

"Hey!!!" Amarah mulai keluar, menggelonjak dalam tubuh, seperti lava yang membara ber-ingin keluar dari gunung aktif yang segera meletus di muka bumi ini.

• • •

"Jika hak ku menulis cerita ini, bisakah kalian mendukung cerita ini dengan meninggalkan jejak dan sebuah kritikan menjadi kewajiban kalian?"

Thankyou buat kalian yang sudah baca, dan mendukung ya:) jika ada kesalahan mari bantu saya dengan memberi sebuah kritikan, jika suka mari beri saya bintang kalian:)
ILY guys.

Rindu (Proses Merapikan Cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang