With Levin

436 36 19
                                    

"Lo ga suka dandan banget gitu ya?"
"Kenapa? Gue ga pantes lo ajak jalan kali ini nih?" Tanyaku ragu pada Levin yang mengendarai motornya.
"Aku suka" sambil tersenyum, dan senyuman itu bisa terlihat dikaca spion motor besar Levin.
"Kamu tuh cewek natural tapi tetep glowing and beauty tau, sadar ga sih?"
"Emh apaan sih" diiring senyuman aku pun mencubit pelan pinggang Levin yang di lapisi bomber black jacket from Zara.
"Benerr, biasanya kalau yang lain tuh ya, make alis tuh di tebel-tebelin, bentuknya harus simetris, dandan aja ribet amat, rambut kemana-mana catok dulu, kasian pacarnya yang nunggu ampe lumutan" aku hanya bisa tertawa mendengar ocehan Levin dimana termasuk menyindir ku sebagai wanita, tapi aku tau Levin dia hanya bercanda.
Aku tertawa di atas motor bersama sang pangeranku.

"Ckitttttt" bunyi rem yang mendadak.
Dijalan sepi seperti ini apa yang membuat rem Levin seketika beraksi untuk memberhentikan motor ini?
"Etdah.. ada apaan???" Ucapku yang sudah otomatis memeluknya karna insiden rem mendadak itu.
Dia diam sambil tersenyum dan kembali  mengendarai seperti biasa.
Lama kami melaju, di suatu persimpangan aku tersadar.
"Ohhhhh, gue baru peka, lo sengaja nge-rem gitu biar gue peluk kan?? Yaelah bilang aja kalau mau di peluk isi aja lu rem mendadak" ucapku sambil menaruh daguku di bahunya.
"Dih GR aja kamuuuuuuu"

• • •

Di siang ini biasanya matahari telah menyambut untuk menyengat kulit manusia.
Namun tidak siang ini, cuaca yang berawan namun tidak mendung.
"Kayaknya bakal hujan deh" kata Levin.
"Haha kayaknya engga deh, kan sama kamu, semoga deh pas nyampe mangunan ga hujan" candaku kepada Levin.
Levin ikut tertawa kecil.

• • •

Sampailah kami di kebun buah mangunan.
Lepas memarkirkan motor kami pergi untuk melihat ragam jenis tanaman buah dan tanaman hias, dilanjutkan dengan melihat proses pembibitan sapi.
Berfoto adalah prioritas saat ini, karna siapa yang tidak terpesona dengan keindahan kebun buah mangunan???
"Mass fotoin kita berdua dong, hehe" aku meminta tolong salah satu pengunjung di kebun buah mangunan.
"Eh iya mbak, sama pacar ya hehe"
"Bukan mass, ini temen" elak-ku karna jelas aku malu saat dibilang pacaran bersama sahabatku sendiri, pengennya gitu sih, cuman apa daya wanita.
"Ntar lagi mas" 5 suku kata yang di ucapkan oleh Levin seketika membuat aku tidak fokus dan jantungku yang terus berdetak 6x lipat dibanding jumlah detak normalnya.
Orang yang kami minta bantuan tersebut pun membantu kami untuk foto berdua di pemandangan yang indah ini.
"Makasi ya mas" ucapan terimakasih usai kami berfoto untuk lelaki muda yang baru saja membantu kami.
Dibalasnya berupa anggukan dan senyum pepsodentnya. Dia sepertinya anak SMP tapi sudah bisa aja menggoda aku dan Levin yang disangka menjalani hubungan relationship.

Aku dan Levin kembali ke parkiran dan pergi ke mana saja, karna pasti ujung-ujungnya kami memiliki tujuan, ga kaya hubungan ku sama Levin yang tujuannya gatau dimana selain sebatas sahabat.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 4.30.
Tibalah kami di suatu kedai yang memiliki desain hangat dan classic tapi asik.
"Bremm..bremmm" suara motor Levin yang sudah menemui letak parkir yang cocok untuk motornya. Aku turun dari motor sedangkan Levin masih mematikan motornya.
"Ihh.." lirih ku pelan.
Helm yang aku kenakan tiba-tiba sulit untuk dilepas.
"Ihh" lirih ku pelan dan berusaha membukanya dengan susah payah.
"Sini.." Levin membantuku untuk membuka helm sial satu ini. Alhasil entah sihir apa yang digunakan Levin sehingga dengan satu kali dia membuka pengait pada tali kain di helmku langsung terbuka dengan santainya. Ni helm kayaknya pengen dibukain sama cogan deh.

"Gaada tenaga ya lu, untung gue bawak ke kedai nih, makan banyak yaaahh" ucap Levin diiringi senyumnya sambil merapikan rambutku yang berantakan dikarenakan terombrak-ambrik di dalam helm tadi.
Aku hanya bisa tersenyum tanpa tanda tanya dan sebuah kata-kata.
Ia meraih tanganku dan membawa ku masuk ke dalam kedai dan memilih duduk di meja nomor 09.

Rindu (Proses Merapikan Cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang